Balada Protes Sopir Truk dan Mahalnya Tol Trans Jawa

Balada Protes Sopir Truk dan Mahalnya Tol Trans Jawa

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 04 Feb 2019 10:55 WIB
Balada Protes Sopir Truk dan Mahalnya Tol Trans Jawa
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pengemudi truk pengangkut barang beralih haluan dari Tol Trans Jawa kembali melaju di Jalan Pantura. Berpindahnya mereka bukan tanpa alasan, mereka menilai bahwa tarif yang ditentukan untuk truk terlalu mahal.

Perpindahan tersebut terbukti dari, naiknya kepadatan lalu lintas di Jalur Pantura terutama Pekalongan.

Dari data Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, tercatat adanya peningkatan arus lalu lintas mencapai sekitar 70%, yang didominasi kendaraan truk, akhir Januari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana berita selengkapnya? Simak rangkuman detikFinance, klik halaman berikutnya.
Pengusaha Logistik menilai pemerintah kurang belajar dari pengalaman dalam menentukan tarif tol. Pasalnya, kini beberapa pengemudi truk mulai meninggalkan tol Trans Jawa karena tarif yang terlalu tinggi.

Menurut Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita kejadian tol sepi peminat karena tingginya tarif yang diberikan sudah pernah terjadi di Tol Cipali. Menurutnya pemerintah tidak belajar dari pengalaman tersebut.

"Pemerintah tidak belajar dari kasus tol Cipali yang sudah beroperasi 3 tahun lalu tapi sepi karena biaya tolnya Rp 400 ribu untuk truk. Apalagi Tol Trans Jawa yang biaya tolnya bisa sampai lebih dari Rp 1,2 juta untuk truk," pungkas Zaldy, saat dihubungi detikFinance, Minggu (3/2/2019).

Dia menegaskan bahwa sebagus apapun fasilitas yang diberikan pemerintah di Tol Trans Jawa, tarif yang tinggi akan membuat angkutan logistik terutama truk beralih.

"Jadi walaupun fasilitas di Tol Trans Jawa bagus banget. Kalau masih mahal ya truk tidak akan lewat," tegas Zaldy.

Dia menilai tanpa diminati angkutan logistik lewat jalur tol, Trans Jawa akan terlihat sia-sia saja dibangun. Padahal biayanya triliunan rupiah.

"Sangat sayang kalau tol Trans Jawa dibangun dengan biaya triliunan rupiah hanya dipakai utk liburan lebaran dan natal saja. Sangat mubazir," kata Zaldy.

Zaldy mengingatkan pemerintah jangan abai untuk membuat ekosistem yang mendukung usaha logistik dalam membuat jalan tol. Menurutnya, selama ini pemerintah terlalu mengabaikan hal tersebut.

"Dephub (Kementerian Perhubungan) sepertinya selalu abai membangun ekosistem untuk bisa membuat jalan tol jadi opsi utama angkutan barang di Jawa. Kalau ekosistem tidak dibangun ya akan lambat perubahannya," kata Zaldy.

Zaldy meminta pemerintah untuk menyesuaikan tarif kendaraan logistik. Hal ini dilakukan supaya para pengemudi truk tertarik untuk lewat jalan tol.

"Cara membuat tarif tol harus diubah. Kalau memang tol ditujukan untuk angkutan barang ya tarif untuk truk harus lebih murah daripada mobil pribadi," ungkap Zaldy.

Zaldy mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah untuk mengatasi tarif yang tinggi ini. Namun, dia tidak berani berharap banyak kepada pemerintah.

"Sudah (komunikasi), sedang dikaji oleh Dephub. Tapi tidak terlalu menjanjikan karena memang Dephub tidak punya arah yg jelas dengan sistem transportasi nasional," kata Zaldy.

"Sistemnya ada tapi tdk jelas mana jalur prioritas untuk barang dan penumpang," tambahnya.


Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna menilai pihaknya sudah berupaya menentukan tarif yang terjangkau. Pihaknya pun sudah melakukan penentuan tarif seadilnya-adilnya, dengan melihat dua sisi, pengguna dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

"Kami terus berupaya membuat tarif terjangkau,dan dalam menyusun ini kita tetap memperhatikan pengembalian investasinya buat badan usaha juga. Kan gak bisa juga cuma pikirin yang satu sisi saja (pengguna) harus dua sisi, nanti BUJT bingung bayar pinjaman," ungkap Herry, kepada detikFinance lewat sambungan telepon.

Upaya yang pihaknya lakukan salah satunya dengan memberikan beberapa insentif untuk pengguna. Seperti rasionalisasi golongan dan diskon 15% untuk perjalanan jarak jauh di dalam tol.

"Nggak (mahal) kok, kita kan sudah buat Rp 1000/km untuk gol I, truk paling gede kan dua kalinya. Upaya membuat tarif terjangkau sudah kami lakukan, dengan cara tarif per-km seribu, rasionalisasi golongan sehingga truk bisa bayar lebih murah, dan diskon 15%," kata Herry.

Lebih lanjut, Herry mengatakan untuk penarifan serta insentif untuk Tol Trans Jawa pun masih bisa dievaluasi. Diapun mengatakan wajar apabila masih ada yang kaget dengan tarif yang diberikan.

"Besaran tarif sudah diupayakan untuk lebih murah termasuk kasih insentif, tapi ini masih terus dievaluasi. Ini kan masih baru dibuka ya masih coba-coba, mungkin ada yang bilang kemahalan atau gimana wajar lah, nanti juga terbiasa natural aja pakai tol," kata Herry.

Herry pun menegaskan apabila memang tarif masih disebut terlalu mahal, pihaknya menerima masukan tersebut. Dua bulan setelah dirilis, menurut dia pihaknya akan melakukan evaluasi pengoperasian Tol Trans Jawa.

"Kalau memang dibilang mahal, kita terima masukannya nanti kita evaluasi. Dua bulan awal kan kami evaluasi, kami pertimbangkan semuanya, termasuk kalau ada yang bilang kemahalan," kata Herry.


Mengutip daftar tarif tol dari website resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), bpjt.pu.go.id, total tarif Kendaraan Golongan V (truk dengan lima gandar atau lebih) dari Jakarta-Surabaya senilai Rp 1.382.500.

Jumlah tersebut mencakup seluruh ruas tol dari Jakarta hingga Surabaya. Di bawah ini rincian tarifnya :

Jakarta-Cikampek: Rp 13.000
Cikopo-Palimanan: Rp 306.000
Palimanan-Kanci: Rp 32.000
Kanci-Pejagan: Rp 58.000
Pejagan-Pemalang: Rp 115.000
Pemalang-Batang: Rp 78.000
Batang-Semarang: Rp 150.000
Semarang-Solo: Rp 115.500
Solo-Ngawi: Rp 150.000
Ngawi-Kertosono: Rp 176.000
Kertosono-Mojokerto: Rp 138.000
Mojokerto-Surabaya: Rp 51.000

Hide Ads