Citilink menunda setelah berkoordinasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sementara, pemerintah akan mengevaluasi rencana pengenaan tarif bagasi ini.
Meski demikian, sosialisasi penerapan tarif bagasi akan terus dilanjutkan. Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
Citilink Tunda Pungut Tarif Bagasi
Foto: Machmud/pembaca
|
"Citilink mengapresiasi arahan dari Kementerian Perhubungan RI dan akan menunda pemberlakuan kebijakan bagasi berbayar," kata VP Corporate Secretary Citilink Indonesia, Resty Kusandarina dalam keterangan tertulis, Selasa (5/2/2019).
Pemberlakuan pengenaan biaya bagasi ini akan menunggu hasil evaluasi atau kajian lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan. Namun, sosialisasi mengenai rencana pengenaaan biaya bagasi masih terus dilakukan sebagai langkah edukasi kepada masyarakat atas kebijakan yang didasari oleh PM 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Diharapkan, dengan penundaan penerapan kebijakan ini dapat memberikan waktu sosialisasi kepada masyarakat.
Tepatkah Langkah Citilink Tunda Tarif Bagasi?
Foto: Ari Saputra
|
"Kita harus lihat ada dampak lainnya, penumpang kan nggak liat, harga tiket berapa, bagasi berapa, yang mereka lihat total yang saya bayar berapa," kata dia kepada detikFinance.
Gerry menilai, kenaikan harga tiket pesawat beberapa waktu lalu telah memberi dampak pada menyusutnya jumlah permintaan tiket pesawat. Dia bilang, jika maskapai tetap menerapkan maka akan memperparah permintaan tiket pesawat.
"Dengan harga tiket naik, itu demandnya jauh menurun. Ditambah pula dengan bagasi berbayar lagi. Mungkin itu menjadi perhitungan bagai maskapai untuk menunda," ujarnya.
"Karena apa, OK biayanya masih tinggi, tapi kalau pendapatan jauh menyusut dengan adanya tambah beban ke penumpang, ya wajar," tambahnya.
Menurutnya, wajar jika maskapai memutuskan untuk menunda penerapan tarif bagasi. Hal itu sebagai salah satu cara untuk menangkal penyusutan permintaan.
"Ini yang sedang dialami, di mana konsumen sedang mikir masuk akal nggak melakukan perjalanan. Kalau ternyata karena ada pembahasan bagasi terlalu mahal konsumen, sehingga demandnya menyusut sangat jauh, wajar nggak maskapai bilang tar dulu terapkan bagasi berbayar, wajar sekali," tutupnya
.
Halaman 2 dari 3