Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas mengatakan bahwa berkurangnya investasi pada bidang yang menciptakan nilai tambah menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi 2018.
Dengan demikian, sepanjang Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Indonesia, pertumbuhan ekonomi tidak pernah mencapai target 7% seperti yang dijanjikan pada masa kampanye. (Lihat data pertumbuhan ekonomi RI rezim Jokowi di sini)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang masih menjadi hambatan adalah kinerja dari ekspor, kinerja ekspor penyebab nya adalah masih berkurangnya investasi. Khususnya investasi di bidang yang menciptakan nilai tambah," ungkap Bambang di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Rabu (6/2/2019).
Menurutnya, investasi dan ekspor yang belum optimal menjadi penghambat terbesar kurangnya pertumbuhan ekonomi. Dia menilai sektor konsumsi relatif stabil.
"Itu (investasi dan ekspor) yang sebenarnya menjadi penghambat. Kalau saya lihat konsumsi secara relatively okay," kata Bambang.
"Cuma invetasi dan ekspor ini istilahnya belum cukup optimal sehingga belum mendekati target 5,3%," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17%. Nilai ini belum mencapai target seperti yang dijelaskan Bambang yaitu 5,3%. (dna/dna)