Ini Alasan Jokowi Gagal Raih Pertumbuhan Ekonomi 7%

Ini Alasan Jokowi Gagal Raih Pertumbuhan Ekonomi 7%

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 06 Feb 2019 16:43 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2018 hanya mencapai 5,17%, meleset dari target pertumbuhan dalam APBN 2018 sebesar 5,4%. Apa masalahnya?

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas mengatakan bahwa berkurangnya investasi pada bidang yang menciptakan nilai tambah menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi 2018.

Dengan demikian, sepanjang Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Indonesia, pertumbuhan ekonomi tidak pernah mencapai target 7% seperti yang dijanjikan pada masa kampanye. (Lihat data pertumbuhan ekonomi RI rezim Jokowi di sini)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurangnya investasi pada bidang tersebut menurut Bambang melemahkan kinerja ekspor. Sehingga membuat sektor ekspor kurang optimal mengerek angka pertumbuhan ekonomi.

"Yang masih menjadi hambatan adalah kinerja dari ekspor, kinerja ekspor penyebab nya adalah masih berkurangnya investasi. Khususnya investasi di bidang yang menciptakan nilai tambah," ungkap Bambang di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Rabu (6/2/2019).


Menurutnya, investasi dan ekspor yang belum optimal menjadi penghambat terbesar kurangnya pertumbuhan ekonomi. Dia menilai sektor konsumsi relatif stabil.

"Itu (investasi dan ekspor) yang sebenarnya menjadi penghambat. Kalau saya lihat konsumsi secara relatively okay," kata Bambang.

"Cuma invetasi dan ekspor ini istilahnya belum cukup optimal sehingga belum mendekati target 5,3%," tambahnya.


Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17%. Nilai ini belum mencapai target seperti yang dijelaskan Bambang yaitu 5,3%. (dna/dna)

Hide Ads