Hal itu disampaikan Jokowi lewat akun Instagram miliknya, seperti dilihat detikFinance, Minggu (10/2/2019). Dia heran bisnis sang anak telah menyalip kesuksesan pabrik mebel miliknya.
Seperti apa cerita selengkapnya? Baca halaman selanjutnya.
Jokowi Sempat Meremehkan
Foto: Biro Pers Setpres
|
"Apa sih ini pisang goreng nugget ini? Kenapa Kaesang tak mau mengurus perusahaan mebel yang saya rintis dari nol?," ujar Jokowi.
Jokowi baru menaruh perhatian kepada bisnis sang anak setelah mengetahui Sang Pisang sudah memiliki 54 cabang. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun penasaran ongkos produksi dan omzet yang didapat Kaesang.
"Ternyata, dihitung-hitung, pabrik saya sendiri sudah kalah oleh Sang Pisang. Bagaimana bisa" ujar Jokowi.
Modal Kaesang Kurang dari Rp 60 Juta
Foto: Rachman Haryanto
|
"Sang Pisang ini kita mulai sejak November 2017 ya. Modalnya di bawah Rp 100 juta, di bawah Rp 60 juta. Melihat ada oh ini ada potensi, celah sedikit yang bisa bikin untung, ya sudah (berbisnis)," kata dia akhir 2018 lalu.
Tak asal memulai bisnis, Kaesang melakukan riset terlebih dahulu. Itu dia lakukan selama tiga bulan untuk mengetahui respons pasar mengenai cita rasa pisang nugget buatannya.
Setelah menemukan resep yang dianggap enak, Kaesang pede untuk mulai menjual pisang nugget racikannya.
"Yang pasti untuk Sang Pisang kita butuh research and development. Jadi kita butuh waktu sampai tiga bulan sampai orang-orang 'oh ini emang makanan enak'. Jadi saya nggak sembarangan punya pisang goreng terus jual," tambah dia.
Sang Pisang Bersiap Go Internasional
Foto: Dony Indra Ramadhan/detikcom
|
Kaesang mengatakan rencana melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri akan dilakukan pada 2019 ini. Gerai Sang Pisang akan dibuka di Malaysia.
"Untuk ke depannya Insyaallah tahun depan (2019) bikin di Kuala Lumpur dulu," kata dia akhir Desember 2018 lalu.
"Kita saat ini baru rapihin semua internal kita biar benar-benar go internasional. Jadi biar nggak malu-maluin," sambung dia.
Lebih lanjut, alasan Kaesang membuka cabang di Malaysia ketimbang Singapura karena biaya yang lebih murah. Pasalnya, gaji pegawai di Singapura saja per bulannya bisa mencapai Rp 20 juta.
"Saya tahu apa-apa mahal kan saya kuliah di sana (Singapura) dan gaji pegawai bisa sampai US$ 2.000 berarti Rp 20 juta (kurs Rp 10.000)," jelas dia.
Halaman 2 dari 4