Bahkan, salah satu pihak Komisi VII DPR menyebutkan harga gas elpiji 3 kg ada yang menyentuh lebih dari Rp 30.000 per tabung.
Menanggapi itu, Jonan mengungkapkan beberapa strategi agar pendistribusian gas tabung melon ini tepat sasaran dan harganya pun stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan meminta pihak Direktorat Jenderal Migas untuk menindaklanjuti penjualan elpiji 3 kg, salah satunya mengawasi sistem distribusinya.
"Selama ini debat tertutup dan terbuka, kalau dilakukan terbuka dan tertutup ini nggak akan selesai karena ini barang bergerak," ujar Jonan.
Baca juga: Premium Langka, Bos Pertamina: Laporkan Saja |
Mantan Direktur KAI ini pun mengusulkan bahwa pemanfaatan elpiji 3 kg dilakukan dengan subsidi langsung melalui penggunaan kartu sakti yang diakui oleh pemerintah.
"Diberikan ke kartu apalah ya, elpiji 3 kg dan 12 kg, jadi harga per kg yang sama. Jadi penerima subsidi ini betul-betul tepat sasaran. Ini bukan soal distribusi semata, karena distribusi ini sulit sekali," ungkap dia.
Hanya saja, kata Dia, pembahasan mengenai pemberian subsidi langsung untuk elpiji 3 kg masih belum rampung. Dirinya berharap, penerapan subsidi langsung bisa disepakati oleh antar kementerian/lembaga terkait.
"Mudah-mudahan ini kebijakan ini bisa jalan. Kami sangat mendorong subsidinya ini subsidi langsung. Apakah Pertamina yang ditunjuk ini pasti akan sangat senang sekali. Ini solusi jangka panjang, tapi untuk jangka pendek, kalau dijual di pangkalan yang punya keagenan resmi ini ya nggak boleh," kata Jonan.