Alasannya, proyek tersebut dianggap bisa menggerus lahan-lahan produktif serta menutup sumber mata air.
"Tol yang dibangun itu sekarang ini kalau baru dia, itu pertama dia makan lahan produktif, kedua menutup sejumlah sumber mata air," kata Djoko kepada detikFinance, Selasa (12/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, kata Djoko, rencana pengembangan jalan tol di selatan Jawa perlu dievaluasi kembali.
"Nah itu dia, itu harus dievaluasi. Gini, ini nampaknya bangun tol Jawa kebablasan sekarang ini. Semua kota mau dirajut dengan jalan tol," tutur Djoko.
Seharus, kata Djoko, pembangunan jalur kereta yang harusnya masih digalakkan di Jawa, bukannya jalan tol. Apalagi tol di Jawa sudah banyak.
"Justru sebenarnya jaringan keretanya yang dimasifkan untuk dihidupkan. Masa depan Indonesia itu di jaringan kereta bukan di jalan tol," paparnya.
Khusus untuk Bandung dan sekitarnya, menurut Djoko memang perlu dibangun tol karena jalan non tol di sana sudah tidak bisa diapa-apakan lagi.
"Kecuali Bandung ya, Jawa Barat memang saya lihat, saya paham ke Tasik ke Garut itu jalan non tol itu sudah nggak bisa diapa-apain lagi, nggak bisa dibuat 4 lajur, berat, terpaksa harus tol, tapi keretanya pun harus dikuatin," jelasnya. (hns/hns)