-
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai harga avtur selama ini terlalu mahal dibanding negara lain. Bisnis avtur juga disebut dimonopoli PT Pertamina (Persero).
Pertamina juga tergerak pasca disindir Jokowi soal harga jual avtur yang mahal. Perseroan membuka peluang untuk menurunkan harga avtur.
Harga avtur disebut menjadi penyebab mahalnya harga tiket pesawat. Komponen avtur ke operasional pesawat sekitar 24%.
PT Pertamina (persero) membuka peluang untuk menurunkan harga Avtur. Namun tak dirinci pasti berapa besar penurunannya.
"Ya kemungkinannya seperti itu (harga turun), seperti itu nanti kita lihat," kata Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Mas'ud Khamid di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Menurut dia, penurunan harga ini merupakan berita bagus untuk industri. Mas'ud menyampaikan penurunan tidak akan mengganggu keuangan Pertamina karena perseroan adalah perusahaan minyak dan gas yang terintegrasi.
"Keuntungan itu bisa dari hulu dan bisa dari hilir, dari lifting. Dari hilir penjualan selisih pembelian crude sehingga variabelnya satu harga, ketiga efisiensi operasi," ujarnya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harga avtur di Indonesia sudah sangat kompetitif. Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno menjelaskan saat ini harga avtur di Indonesia sudah mengalami penurunan.
"Harga avtur sekarang posisinya terus turun sejak November 2018. Saya sampaikan, harga avtur di Indonesia khususnya di Bandara Soekarno Hatta sangat kompetitif. Kita hanya nomor tiga di Asia Tenggara," kata Fajar di Kementerian BUMN.
Harga avtur disebut menjadi biang kerok harga tiket pesawat mahal. Mahalnya harga avtur juga disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) semalam.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengatakan porsi avtur dalam biaya operasi pesawat juga terbilang besar. Meski demikian, bahan bakar pesawat tersebut bukan satu-satunya komponen.
"Avtur dalam komponen biaya operasi pesawat mempunyai kontribusi yang besar selain nilai tukar rupiah," kata Polana kepada detikFinance, Selasa (12/2/2019).
Berdasarkan Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulas Perhitungan dan Penetapa Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Berjadwal Dalam Negeri, harga avtur memberi andil sekitar 24% dari biaya operasional pesawat. Akan tetapi, angka tersebut bisa berbeda-beda di setiap bandara.
"Persentasenya kalau sesuai PM 14/2016 sekitar 24%. Namun detailnya bisa ditanyakan ke airline karena harga avtur di setiap lokasi tentunya berbeda mengingat ada transportasi ke daerah yang dilayani," ujar Polana.
Ia juga mengamini bahwa Pertamina menjadi satu-satunya pemain avtur di bandara Indonesia. Pertamina melayani penjualan avtur di seluruh bandara di Indonesia.
"Avtur di Indonesia memang hanya dilayani Pertamina, bukan hanya di Jawa tapi sampai Papua," tutur Polana.
Harga avtur yang terbilang mahal di Indonesia menjadi sorotan. Pasalnya, avtur berkontribusi terhadap harga tiket pesawat yang dibayarkan penumpang.
Pakar Penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa harga avtur di Bandara Soekarno Hatta lebih mahal dibandingkan yang dijual di Bandara Changi Singapura. Perbedaannya mencapai 10%.
"Jadi gini, harga (avtur) Pertamina di Soekarno Hatta, Kualanamu dan Soetta beda lagi. Kalau menggunakan Soekarno Hatta dibanding Changi itu beda sekitar 5-10% lebih mahal kita," kata Alvin kepada detikFinance, Selasa (12/2/2019).
Namun, dia tidak menjelaskan dengan pasti berapa harga dan perbedaan dari harga avtur di dua bandara internasional tersebut. Menurutnya, diperlukan penelusuran lebih jauh apa saja yang masuk dalam komponen harga jual avtur Pertamina.
Pasalnya, harga jual avtur tidak hanya sebatas satu komponen itu saja. Ada biaya angkut dan infrastruktur hingga pajak yang juga dimasukkan ke dalam harga jual avtur.
"Kemudian apakah ada biaya-biaya ditanggung Pertamina menyebabkan mahal, misalnya sewa tanah untuk penyimpanan. Kemudian setahu saya AP I dan AP II juga mengenakan throughput fee seperti retribusi menggunakan infrastruktur," ujar Alvin.
Selain itu, pembayaran maskapai kepada Pertamina terkait avtur juga perlu dihitung. Apakah pembayaran dilakukan langsung atau dilakukan pada satu waktu tertentu.
"Kalau ngutang dulu sebulan baru bayar ada cost of fund. Pertamina kena biaya dana dihitung bunga satu bulan berapa persen," tutur Alvin.
Harga avtur di bandara Indonesia menjadi sorotan karena harganya yang mahal. Monopoli Pertamina dalam penjualan bahan bakar pesawat dituding menjadi sebab dari mahalnya harga avtur.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bahwa harga avtur di Bandara Internasional Soekarno Hatta lebih mahal dibandingkan di Bandara Internasional Changi, Singapura. Ia mengutip data harga kontrak avtur Bandara Soetta per November 2018 sebesar US$ 107,70 per barel sedangkan di Bandara Changi US$ 102,10 per barel.
"Berdasarkan harga MOPS, kalau kita lihat MOPS yang sebelah kanan itu per barel," kata Mamit kepada detikFinance, Selasa (12/2/2019).
Di kawasan regional, harga avtur termurah ada di Bandara Changi yang kemudian disusul oleh Bandara KLIA sebesar US$ 103,50 per barel dan Bandara Hong Kong US$ 103,80 per barel.
Selanjutnya, harga jual avtur di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok dijual sebesar US$ 105,20 per barel diikuti Bandara Don Meuang US4 106,30 per barel hingga Bandara Schiphol US$ 107,10 per barel.
Namun, harga avtur di Bandara Penang lebih mahal dari Bandara Soetta yaitu sebesar US$ 110 per barel dan Bandara King Abdul Aziz US$ 112,10 per barel.
"Padahal Arab Saudi terkenal sebagai negara penghasil minyak dunia," ujar Mamit.
"Jadi kita tidak termahal di ASEAN," tambahnya.
Di sisi lain, Pertamina juga melayani avtur di seluruh bandara Indonesia. Bahkan termasuk di bandara yang lokasinya terpencil.
"Pertamina harus mensupply avtur ke bandara yang masuk kategori remote. Sehingga mereka harus melalukan subsidi silang. Jika swasta ingin masuk, maka mereka harus bermain di wilayah remote juga," tutur Mamit.