Kepala BPS Suhariyanto mengatakan nilai ekspor Januari 2019 sebesar US$ 13,87 miliar atau turun 4,70% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
"Penurunan ekspor disebabkan oleh menurunnya ekspor migas 29,30%, sementara ekspor non migas naik 0,38%," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Jumat (15/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Neraca Dagang RI Keok US$ 2,4 M Lawan China |
Dia menyebut, penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya ekspor hasil minyak sebesar 29,76% menjadi US$ 75,1 juta, minyak mentah turun 77,25% menjadi US$ 72,1 juta, dan juga ekspor gas turun 17,77% menjadi US$ 1,08 miliar.
Jika dilihat dari barangnya, peningkatan ekspor terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$ 80,3 juta dan yang mengalami penurunan paling besar adalah mesin-mesin pesawat mekanik US$ 127,1 juta.
Sedangkan, komoditas lainnya yang juga meningkat nilai ekspornya adalah bahan kimia organik, besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta alas kaki.
Sementara komoditas yang menurun adalah mesin dan peralatan listrik, berbagai produk kimia, bahan bakar listrik, dan nikel,
"Selama Januari 2019, ekspor dari 10 golongan barang HS 2 digit memberikan kontribusi 44,26% terhadap total ekspor non migas," jelas dia. (hek/dna)