JK Kritik LRT Dibangun Melayang, Ini Penjelasan Adhi Karya

JK Kritik LRT Dibangun Melayang, Ini Penjelasan Adhi Karya

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 15 Feb 2019 11:16 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) beberapa waktu lalu mengkritik pembangunan LRT Jabodebek yang dibangun melayang. JK mengatakan bahwa biaya pembangunannya terlalu mahal hingga Rp 500 miliar per kilometer (km).

Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setya Brata menjelaskan alasan LRT Jabodebek dibangun melayang. Keterbatasan lahan menjadi alasan utama kenapa LRT Jabodebek dibangun melayang serta agar headway atau waktu tunggu kereta di stasiun bisa 3 menit.

"Jakarta berkembang luar biasa. Setiap 3 menit lewat kereta dan rangkaiannya ada 6. Kalau begitu masih mungkin nggak dibuat di tanah," ujar Pundjung dalam acara Media Workshop Adhi Karya di Grandhika Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kehadiran LRT Jabodebek juga menjadi pelengkap transportasi massal di Jakarta. Di daerah Kuningan, Jakarta Selatan misalnya, kehadiran LRT Jabodebek dibangun layang sebagai bentuk integrasi antar moda dengan TransJakarta.

"Kita ingin ada integrasi di Kuningan buat ke atas, supaya di bawahnya masih ada TransJakarta," kata Pundjung.


Lalu, masih timbul pertanyaan kenapa LRT Jabodebek tidak dibangun di bawah tanah seperti MRT Jakarta. Alasannya karena dibutuhkan investasi yang dua kali lipat dibandingkan melayang.

"Pilihan lain underground lewat bawah seperti MRT, tapi costnya dua kali lipat dan waktu (bangunnya) lebih lama," ujar Pundjung.

Ia menambahkan bahwa desain pembangunan MRT Jakarta sudah lama dilakukan sedangkan LRT Jabodebek didesain dan dibangun pada waktu yang bersamaan.

"Ini percepatan, magnitudenya besar," tutur Pundjung.

Pembangunan jalur melayang juga dilakukan untuk mengurangi konflik lahan dengan masyarakat. "Mengurangi konflik pembebasan tanah," kata Pundjung.

(ara/fdl)

Hide Ads