Namun masih ada yang menyebut kalau harga tiket maskapai tersebut tetap mahal. Bahkan kondisi tersebut dicek langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Bagaimana informasi selengkapnya? Baca berita selengkapnya yang dirangkum detikFinance, Sabtu (16/2/2019)
Menhub Sebut Masih Mahal
Foto: (Afif/detikTravel)
|
"Saya tadi pagi juga cek harga, hari ini masih mahal," katanya saat ditemui di Kantor LKPP, Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Mengetahui hal itu, Budi Karya mengatakan langsung meminta Garuda Indonesia segera melakukan koreksi terhadap harga tiket yang masih mahal itu.
Saat ditanya apakah penurunan 20% masih dianggap mahal, dia justru menilai masih ada tiket yang belum melakukan penyesuaian penurunan harga 20%.
Untuk itu, dia meminta maskapai tersebut segera melakukan penurunan harga tiket secara konsisten.
"Harus dilakukan secara cepat dan konsisten. Memang ada alasan sisa-sisa stok pada Traveloka dan sebagainya. Kita akan bicara. Saya tetap berpikiran positif," tambahnya.
Maskapai Lain Ikut Dimonitor
Foto: Grandyos Zafna
|
Menurut Budi Karya, semestinya penurunan harga tiket Garuda Group diikuti oleh maskapai lain.
"Nanti kita pantau yang lain. Mestinya memang ada penurunan ya. Biasanya mereka (maskapai) sudah memposisikan dirinya di posisi tertentu," katanya saat ditemui di Kantor LKPP, Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Dia menilai, jika maskapai lain tidak menurunkan harga tiket tentunya akan ditinggalkan oleh penumpang. Pasalnya penumpang bakal beralih ke Garuda yang sudah menurunkan harga.
"Ya kalau nggak melakukan (penurunan harga) dia nggak laku, di Garuda semua," sebutnya.
Pertamina Jangan Monopoli Avtur
Foto: Hasan Alhabshy
|
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya ingin supaya avtur tidak dimonopoli Pertamina.
"Kita mau membuat itu supaya jangan monopoli lah," katanya di kantornya, Jumat (15/2/2019).
Saat ditanya apakah ada pemain baru dan penurunan harga avtur, Luhut belum berkomentar banyak. Luhut sendiri buru-buru meninggalkan kantor.
"Belum tau, mereka masih dikaji," terangnya.