Rute tersebut diuji coba terlebih dahulu karena progresnya sudah mencapai 78,455%. Sedangkan progres rute Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 46% dan Cawang-Bekasi Timur 52%.
Nantinya setelah beroperasi di 2021, tarif LRT Jabodebek dikenakan sebesar Rp 12.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uji Coba Juni dari Cawang-Cibubur
Ilustrasi Uji Coba. Foto: Antara Foto
|
"Juni-Juli nanti Cawang -Cibubur kereta pertama uji coba," kata Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setya Brata dalam acara Media Workshop Adhi Karya di Grandhika Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
Kereta LRT Jabodebek sendiri dipesan ke INKA. Kereta tersebut yang akan berlalu lalang Cibubur-Ciracas Juni mendatang.
"Uji coba mulai dari Cibubur ke Ciracas dulu, nanti gitu," ujar Pundjung.
Sementara itu, Kepala Divisi LRT Jabodebek John Roberto mengatakan kereta yang digunakan memiliki teknologi yang cukup canggih karena tak lagi membutuhkan kendali masinis. Meski demikian, masinis masih dibutuhkan jika sewaktu-waktu terjadi gangguan saat pengoperasian.
"Masinis ada sebagai pengawas. Dia berfungsi sebagai masinis kalau terjadi gangguan. Jadi ini sangat efisien, kami sebagai operator mengurangi tenaga manusia," kata John.
Tarif LRT Jabodebek Ditetapkan Rp 12.000
Foto: Grandyos Zafna
|
"Penetapan tarif Rp 12.000 dilihat, dibandingkan dengan tarif keekonomian kita juga willingnes to pay," kata Kepala Divisi LRT Jabodebek John Roberto dalam acara Media Workshop Adhi Karya di Grandhika Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
Ia mengatakan tarif LRT Jabodebek tanpa subsidi bisa mencapai Rp 30.000. Namun, pemerintah memandang bahwa tarif tersebut tidak terjangkau bagi masyarakat.
"Kita hitung sekitar Rp 30 ribuan tapi pemerintah memandang masyarakat itu mampu Rp 12.000 sehingga ditetapkan Rp 12.000 tarif awal. Itu munculnya Rp 12.000," ujar John.
Ketua Bidang Advokasi MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Darmaningtyas mengatakan dengan tarif tersebut pengguna mobil pribadi diharapkan beralih menggunakan LRT Jabodebek karena biaya yang lebih murah, sementara itu dibutuhkan lahan parkir di stasiun LRT Jabodebek untuk menarik minat pengguna kendaraan pribadi.
"Pengguna mobil pribadi akan sangat mau karena cost bayar tol dan sebagainya jauh lebih mahal," tuturnya.
LRT Jabodebek Bakal Sepi Seperti di Palembang?
Ilustrasi Naik LRT. Foto: Antara Foto
|
Ketua Bidang Advokasi MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) Darmaningtyas meyakini jumlah penumpang LRT Jabodebek nantinya tak sepi seperti LRT Palembang. Ia mengatakan perjalanan dari pinggiran kota Jakarta ke pusat kota setiap harinya sangat padat.
"Dugaan saya demandnya tinggi karena sebagian besar perjalanan kita dari Bogor dan dari Bekasi," katanya dalam acara Media Workshop Adhi Karya di Grandhika Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
Ia mengatakan, jumlah penumpang KRL terbesar saat ini dari Bogor sedangkan mereka yang dari Bekasi sebagian besar memilih ke Jakarta untuk menggunakan sepeda motor.
Ia menyarankan agar di stasiun LRT disediakan lahan parkir agar masyarakat beralih dari transportasi pribadinya.
"Saya usulkan lahan parkir sepeda motor entah sepeda, orang Bekasi Timur, Cibubur bisa ke stasiun naik sepeda atau motor. Kalau tersedia (lahan parkir) masih memungkinkan untuk pindah," ujarnya.
Kemudian, dengan tarif LRT Jabodebek RP 12.000 ia memperkirakan pengguna mobil pribadi akan beralih karena biaya transportasinya lebih murah.
"Kalau saya bertanya tarif 12.000 apakah mampu menarik pengguna kendaran pribadi atau nggak. Pengguna mobil pribadi akan sangat mau karena cost bayar tol dan sebagainya jauh lebih mahal," tuturnya.