Hal tersebut merespon pernyataan juru bicara Badan Pemenangan (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dian Fatwa, yang menyebutkan bahwa jalan tol garapan Jokowi merupakan 'pembunuh bayaran'. Menurut Dian jalan-jalan tol tersebut membuat ban cepat panas dan botak seperti diamplas.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menjelaskan bahwa pihaknya juga telah mengikutsertakan semua profesional dari segala bidang untuk mendesain dan melakukan konstruksi jalan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau infrastrukturnya kan, kita mendesain jalan itu, sudah ada ahlinya ada sipil konstruksi dan transportasi yang dilibatkan. Jadi pasti sudah dikalkulasi diperhitungkan semua matang-matang," ungkap Endra saat dihubungi detikFInance, Minggu (17/2/2019).
Endra menjelaskan bahwa pihaknya tidak akan mencelakakan masyarakat dalam melakukan konstruksi jalan tol. Jadi menurutnya tidak mungkin menggunakan teknologi yang berbahaya.
"Dalam mendesain kan kita sudah ada ahlinya ada sipil konstruksi dan transportasi. Jadi pasti sudah dikalkulasi semua, jadi tidak mungkin gunakan teknologi yang berbahaya. Kita desain infrastruktur yang masiv dengan kalkulasi dan didasarkan dengan profesionalisme," tegas Endra.
"Jadi, tidak mungkin kita mendesain infrastruktur untuk mencelakai orang," tegas dia lagi.
Sebelumnya, juru bicara Badan Pemenangan (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dian Fatwa, menyamakan jalan tol yang dibangun pemerintah Presiden Joko Widodo dengan pembunuh bayaran. Alasannya, kondisi jalan berbayar itu sering menyebabkan kecelakaan.
"Ternyata kita masuk jalan tol, jalan tol pembunuh bayaran, masuk jalan tol bayar tapi mati," kata Dian Fatwa dalam diskusi 'Perspektif Indonesia' di Gado-gado Boplo, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2). (das/dna)