Menguji Sindiran Prabowo Proyek Infrastruktur Tidak Efisien

Analisis Babak 1 Debat Capres 2019

Menguji Sindiran Prabowo Proyek Infrastruktur Tidak Efisien

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 17 Feb 2019 21:08 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyindir pembangunan infrastruktur di era Jokowi-JK tidak efisien dan grasak-grusuk. Salah satu proyek yang disindirnya adalah LRT Palembang dan Bandara Kertajati.

Menurut data pemberitaan detikFinance, kontrak pembangunan prasarana LRT Palembang di Provinsi Sumatera Selatan ditandatangani dengan nilai Rp 10,9 triliun yang akan dibayarkan begitu kegiatan konstruksi rampung.

Nilai tersebut lebih rendah ketimbang nilai pagu yang disepakati dalam kontrak pendahulu pada tanggal 30 Juni 2015 lalu, dengan nilai pagu sebesar Rp 12,5 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) menggunakan skema PINA dengan total nilai proyek Rp 2,1 triliun, dan PT Waskita Toll Road yang akan melepas sebagian kepemilikannya di sembilan ruas jalan tol untuk total proyek Rp 69,74 triliun.

Untuk mengisi kebutuhan pendanaan proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati akan diterbitkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Intrumen investasi ini akan mengandung 13% kepemilikan saham pada proyek tersebut.

Direktur Utama Danareksa Investment Mangement Marsangap P Tamba meyakini instrumen RDPT dengan underlying proyek infrastruktur akan lebih menarik. Sebab keuntungan dari portofolio yang dinilai dari Internal Rate of Return (IRR) ini cukup besar.

"Kalau RDPT itu istilahnya IRR. Indikasi IRR biasanya minimal 10% kalau sifatnya ekuitas. Kalau sifatnya pendapatan tetap biasanya lebih kecil, karena suku bunga lebih turun," tuturnya saat dihubungi detikFinance, 2018 lalu


Tonton video: Momen Sandiaga Selfie Bareng Simpatisan

[Gambas:Video 20detik]

(das/hns)

Hide Ads