Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berencana mengurangi penggunaan bakar fosil. Salah satu caranya dengan mengganti fosil dengan biodiesel dan biofuel.
Pada perhelatan debat capres jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Jokowi mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mengembangkan campuran biodisel 20% atau B20.
Ke depan, ia berjanji akan membawa penggunaan bahan bakar di Indonesia menuju B100. Dengan begitu, negara tak akan tergantung pada energi fosil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum
detikFinance, begini ulasan selengkapnya:
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebut akan mengurangi penggunaan energi fosil. Hal itu disampaikan dalam visi-misinya dalam debat capres jilid 2.
"Di bidang energi ke depan kita ingin sebanyak-banyaknya mengurangi energi fosil," kata Jokowi dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Penggunaan bahan bakar fosil perlahan digantikan dengan biodiesel dan biofuel. Saat ini, penggunaan B20 misalnya sudah diterapkan.
"Biodiesel, biofuel sudah kita mulai melakukan produksi B20 kita teruskan sampai B100. Sehingga ketergantungan energi fosil semakin berkurang dari tahun ke tahun," ujar Jokowi.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengakui bahwa Indonesia telah melaksanakan B20. Hanya saja, di negara lain, seperi Brasil telah melaksanakan B90.
"Saya sudah bicara dengan para ahli, pelaku usaha, benar kita sudah ke arah B20 tapi Brasil bisa sampai B90," ujarnya dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Ia menyoroti bahwa sawit merupakan komoditas yang penting. Sebab, kelapa sawit bisa digunakan untuk bahan bakar.
"Kelapa sawit adalah komoditas penting bagi kita, dan ini sebetulnya menjanjikan karena kita dapat menggunakan kelapa sawit untuk biodiesel dan biofuel," kata Prabowo
Prabowo menjelaskan, kelapa sawit merupakan produk yang menjanjikan untuk swasembada energi. Alhasil bisa meningkatkan pendapatan petani.
"Saya sangat optimis kita sangat mampu swasembada di bidang energi, kelapa sawit sangat menjanjikan. Kita bisa memanfaatkan produk-produk kelapa sawit untuk biofuel biodiesel dan ini bisa tingkatkan pendapatan petani kita," paparnya.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan pentingnya penggunaan kelapa sawit untuk biodiesel dan biofuel. Prabowo bilang dalam waktu dekat Indonesia bisa mengimpor minyak bila tak memanfaatkannya.
Menjawab itu, Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini pemerintah telah memanfaatkan kelapa sawit dalam program biodiesel 20% atau B20.
"Supaya Pak Prabowo tahu, kita telah mulai B20 dan sudah berproduksi 98% dari yang kita harapkan," kata Jokowi dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Jokowi bahkan, saat ini pemerintah sedang menuju program B100. Di mana, kata Jokowi, 30% total produksi kelapa sawit masuk ke biofuel.
Dengan begitu, Indonesia tak tergantung impor minyak.
"Artinya B20 sudah rampung. Kita menuju B100. 30% dari total produksi kelapa sawit akan masuk ke biofuel. sudah rigid dan jelas. Ini yang kita kerjakan sehingga tidak ketergantungan minyak dan impor. targetnya itu, Pak," sambungnya.
.
Peneliti Ekonomi dari Institute for Development Economy dan Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa memang benar B20 harus cepat dikembangkan.
"Contoh Prabowo benar, bahwa B20 masih tertinggal dibandingkan Brasil yang telah sukses dengan B100 atau campuran 100% energi terbarukan," kata Bhima kepada detikFinance, Minggu (17/2/2019).
Dia mengatakan penyaluran B20 yang terhambat menjadi masalah dalam melakukan pengembangan energi B20. Indonesia juga dinilai terlambat untuk kembangkan B20.
"Kekurangannya adalah Indonesia masih terlambat untuk mengembangkan 100% biodiesel. Penyaluran B20 saat ini juga terhambat oleh distribusi Pertamina keluar Jawa dan kesiapan user non-PSO," ungkap Bhima.
Halaman Selanjutnya
Halaman