"Proyeksi rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik itu kami proyeksikan antara 6-7%, pasnya itu 6,42%," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Kemudian, tambahan pembangkit listrik sebesar 56,4 giga watt (GW).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan mengatakan, yang terpenting dalam RUPTL saat ini adalah terkait target bauran energi. Jonan bilang, setelah tahun 2025, pembangkit listrik dari batu bara sebesar 54,6%, energi baru terbarukan (EBT) 23%, gas 22%, dan bahan bakar minyak (BBM) 0,4%.
"Sekarang kan (BBM) kira-kira 4-5%. Ini 2025 targetnya 0,4%," tambahnya.
Sementara, soal nilai investasi pembangkit ini Jonan belum bisa menyebutkan besarannya.
"Nanti saja saya kira," tutupnya. (ara/ara)