Pada minggu ketiga Februari terjadi deflasi sebesar 0,07%. Angka ini lebih rendah dari Januari yang mengalami inflasi 0,32%.
"Secara month to month deflasi 0,07% secara tahunan atau year on year 2,58%. Jadi ini lebih rendah dari realisasi inflasi Januari," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (22/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BPS: Awal 2019 Inflasi 0,32% |
Perry menjelaskan deflasi ini tercatat di sejumlah harga pangan seperti cabai merah yang deflasi 0,07%, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras dan sejumlah komoditas lainnya.
"Cabai rawit juga mengalami deflasi 0,02%, bensin deflasi 0,07% khususnya untuk bahan bakar non subsidi sebab ada penurunan harga minyak dunia," imbuh Perry.
Pemerintah di tingkat pusat dan daerah serta BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan guna terus membawa inflasi dalam tren menurun dalam kisaran 3Β±1% pada 2020 dan 2021 sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif.
Tiga langkah strategis yang disepakati untuk menjaga inflasi 2019 tetap berada dalam kisaran sasarannya adalah menjaga inflasi dalam kisaran sasaran, terutama ditopang pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5%. Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021, kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat.