Bandara Adi Sumarmo di Solo Sepi, Menhub: Saya Pikir Lumrah

Bandara Adi Sumarmo di Solo Sepi, Menhub: Saya Pikir Lumrah

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 25 Feb 2019 17:56 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merespon kabar yang menyebutkan bahwa Bandara Adi Sumarmo, Solo, sepi penumpang.

Menurutnya ada dua hal yang menjadi faktor utama sepinya bandara di Solo itu. Pertama dia mengatakan bahwa memang saat ini industri penerbangan sedang mengalami low season, selain itu dia menyebutkan adanya pengurangan penerbangan ke Surabaya.

"Kalau saya pikir lumrah saja low season turun. Tapi yang saya dengar yang di Solo itu sebagian penerbangan ke Surabaya tidak ada," ungkap Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (25/2/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi lalu menerangkan bahwa yang membuat penerbangan Solo-Surabaya menurun jumlahnya adalah adanya peralihan moda transportasi yang dilakukan penumpang pesawat, yang awalnya naik pesawat kini memilih jalur darat via Tol Trans Jawa. Budi juga menilai itu merupakan berita yang cukup positif.


"Karena Surabaya-Solo sekarang 2 jam, kalau dulu 6 jam. Jadi ya berita positif juga sebenarnya untuk segi kesempatan penumpang pakai fasilitas angkutan," ungkap Budi.

Mengenai sepinya bandara, Budi sendiri mengatakan akan mencari opsi lain untuk meramaikan lagi bandara. Salah satunya ia menyebutkan akan membuka rute penerbangan internasional.

"Ya nanti kita pikirkan. Katakanlah untuk penerbangan internasional, bisa jadi," ungkap Budi.


Sebelumnya, Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan selaku pengelola juga mengakui bahwa sepinya Bandara Adi Sumarmo dikarenakan sedang masuk masa low season. Selain karena low season, tingginya harga tiket juga menjadi salah satu penyebab utama.

"Hal tersebut disebabkan beberapa hal diantaranya adalah tiket yang masih di atas rata-rata perolehan sebelumnya, masa low season dikarenakan awal tahun perjalanan bisnis masih rendah, masa sekolah dan sebagainya," kata dia.

Dia mengatakan, kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga Maret-April 2019.

"Kami perkirakan hingga Maret-April. Semoga perjalanan udara kembali normal," tuturnya. (fdl/fdl)

Hide Ads