Bisakah Tol di RI Gratis Seperti Malaysia?

Bisakah Tol di RI Gratis Seperti Malaysia?

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 26 Feb 2019 13:25 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan bahwa jalan tol yang di Indonesia termasuk milik perusahaan pelat merah tidak bisa digratiskan begitu saja.

Rini menjelaskan, setiap jalan tol yang dioperasikan oleh BUMN, terdapat investasi yang perlu dikembalikan. Pengembalian investasi ini melalui hak konsesi yang diberikan pemerintah melalui Kementerian PUPR.

"BUMN ini kan tolnya ini terkait dengan investasi, kita kan pinjem uang, ya nggak bisa dong," tegas Rini di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya BUMN, kata Rini, para investor jalan tol baik swasta pun tidak bisa serta merta menggratiskan tarif jalan tol begitu saja.


"Kita tetap sebagai investor, apakah itu BUMN atau swasta, jalan tol juga banyak dibangun swasta, Astra punya, Malaysia juga punya di Indonesia, mereka nggak bisa bebasin mereka banyak jalan tol dengan pinjaman, otomatis kita harus membayar pinjaman itu kembali" kata Rini.

Pemberian hak konsesi dengan periode tertentu, kata Rini, menjadi modal BUMN mengembalikan dan investasi yang sudah dikeluarkan untuk membangun jalan tol itu sendiri.

Sementara keputusan gratis setelah masa konsesi habis, Rini mengaku keputusan tersebut ada di tangan Kementerian PUPR selaku pemilik aturan.

"Kalau Kementerian BUMN tidak bisa, nggak ada dasarnya BUMN, karena semua dari cost, investasinya memutuskan Kementerian PUPR," ungkap dia.


Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan mewujudkan janji politiknya untuk menggratiskan jalan tol di negaranya. Hal itu dikarenakan pemerintahan yang dipimpinnya sudah memulai negosiasi dengan Gamuda Berhad, sebuah korporasi pemegang mayoritas beberapa konsesi jalan tol untuk mengakuisisi tol tersebut.

Jalan tol yang akan digratiskan oleh Mahathir ada empat ruas, yaitu ruas Lebuhraya Damansara Puchong (LDP), ruas Sistem Penyuraian Trafik KL Barat (SPRINT), ruas Lebuhraya Shah Alam (KESAS), dan ruas Terowongan SMART. (hek/zlf)

Hide Ads