Dengan melakoni ragam profesi tersebut, ia memiliki bekal yang dirasa cukup untuk menjajal peruntungannya di bisnis makanan, yaitu makaroni.
Bisnis makaroni dengan merek Macarina terinspirasi dari Makaroni Ngehe yang laris manis di Jakarta. Kala itu, ia menjadi pengemudi ojek online (ojol) dan penasaran dengan bisnis tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan merintis Macarina tak semudah yang dibayangkan. Macarina adalah perjalanan selanjutnya yang ia temukan saat merantau ke Jakarta dengan niat ingin mengembangkan sayap Sokelat Jember.
Ia menjelaskan Macarina adalah makaroni hasil modifikasi dari inspirasi Makaroni Ngehe yang saat ini telah memiliki ciri khasnya sendiri. Macarina sendiri sebenarnya merupakan kepanjangan dari makaroninya Ina, nama istrinya.
Helmi dan istri beserta dua mahasiswa memulai bisnis snack berbahan dasar makaroni yang diberi brand Macarina ini sejak April 2017. Kala itu dikucurkan Rp 3 juta untuk modal awal dari keempat orang tersebut.
"Rp 3 juta patungan, Rp 750.000an," kata Helmi.
![]() |
Awalnya, mereka membeli bahan baku kiloan hingga sekarang sudah membeli bahan baku di pabrikan. Proses pembuatannya juga terbilang sederhana, makaroni digoreng biasa, kemudian diberi bumbu-bumbu spesial.
"Dulu, awal-awal, saya menggoreng sendiri sama istri mulai jam 3 pagi. Alhamdulillah sekarang sudah ada yang mengerjakan sendiri.", kisahnya.
Berawal dari outlet di Jalan Kalimantan atau dekat double way Universitas Jember, saat ini Macarina telah berkembang hingga Bondowoso, Rambipuji, membuka outlet baru di Jalan Karimata, hingga memiliki rumah produksi di Jalan Sriwijaya yang dinamakan Graha Macarina. Bahkan kabarnya, sebentar lagi, Macarina berencana menyewa ruko baru untuk menggantikan outlet di tepi Jalan Kalimantan.
Cara memasarkan produknya, Helmi mengaku masih berfokus pada pemasaran online dan reseller.Saat ini tercatat dengan tim inti 5 orang, Macarina telah memiliki 10 orang karyawan, dan 42 reseller.
Pencapaian Macarina saat ini sebenarnya memang diluar ekspetasi Helmi dan tim. Apalagi melihat usia Macarina yang baru seumur jagung. Di bulan pertama membuka Macarina, omzetnya mencapai Rp 18,9 juta rupiah, dan di bulan keempat, sudah mencapai Rp 150 juta rupiah. Kini rata-rata omzetnya meningkat menjadi Rp 200 juta setiap bulannya.
"Tak terasa sebulan berlalu, omzet bulan pertama Rp 18 juta, dan saya tanyakan lagi ke istri, apakah saya diizinkan untuk fokus di Macarina," tutur Helmi.
![]() |
Ia pun diizinkan dan omzet Macarina terus meningkat. Bahkan sang istri juga masuk ke dalam tim Macarina.
"Akhirnya istri mengijinkan saya untuk fokus di Macarina dan justru saya ajak istri untuk msuk ke dalam tim," kata Helmi.
Produk Macarina dijual mulai Rp 8.000-20.000. Varian rasa yang ditawarkan pun beragam.
Ada 10 varian rasa Macarina yang ditawarkan mulai dari original, keju, balado, hingga cokelat. Tingkat kepedasan makaroni pun ditawarkan mulai dari level 1-5. (ara/ang)