Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, Indonesia harus mulai mengganti produk ekspornya.
Oke menyebut saat ini Indonesia masih sangat mengandalkan ekspor produk-produk primer, alias sumber daya alam (SDA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oke menyebutkan, 46% produk ekspor Indonesia adalah komoditas primer. Bila dibandingkan dengan permintaan global terhadap komoditas tersebut, maka pasarnya tidak terlalu besar.
Oleh karenanya, Indonesia harus mulai fokus mendorong ekspor produk manufaktur yang permintaan globalnya tinggi. Di sisi lain, Indonesia disebut Oke masih tertinggal dalam soal rantai perdagangan dunia.
"Tantangan lain fakta bahwa Indonesia masih tertinggal dalam rantai perdagangan dunia. Keterlibatan Indonesia masih terbatas komoditas tertentu, garmen, alas kaki," paparnya.
"Indonesia untuk berhasil capai visinya adalah daya saing dan keterbukaan. Banyak yang harus dipenuhi. Ekspor fokusnya perlu dialihkan ke produk dengan nilai tambah melalui pengembangan industri hulu," tambah Oke. (ara/ara)











































