Salah satunya Mulyadi, pengusaha warung tegal yang juga Ketua Komunitas Warteg Nasional. Dia meminta agar harga kebutuhan pokok dibuat stabil dan tidak turun naik, sehingga para pengusaha rumah makan yang terkenal murah ini bisa menjual dengan harga yang stabil, murah dan terjangkau.
Mulyadi juga meminta ada program agar usaha warteg bisa dikelola secara modern dan profesional, dari kecil menjadi besar dan tidak kalah dengan restoran Padang yang sudah go internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap jika bapak menjadi wakil presiden, tolong pak harga-harga dibuat stabil, sehingga harga makanan di warteg bisa tetap stabil juga dan bagaimana solusi Bapak, agar warteg juga bisa besar seperti restoran Padang yang go internasional, istilahnya naik kelas pak," ujar Mulyadi.
Menurut Sandiaga apa yang diinginkan oleh Mulyadi adalah bukan hal yang mustahil. Ini bisa dilakukan dengan pelatihan, pendampingan dan pelatihan keuangan sehingga manajemen warteg dikelola secara profesional, tidak lagi hanya dengan tradisional.
"Saya yakin nanti warteg bisa juga seperti restoran padang, bahkan menggunakan sistem franchise, tapi ya itu diperkuat sistem keuangannya. Melalui pelatihan juga ditingkatkan cita rasanya sekaligus tampilannya dan bukannya tidak mungkin warteg bisa ada juga di mancanegara," terang pria yang beken disapa Sandi itu.
Dalam kesempatan itu, Sandi juga menyampaikan fokus Prabowo Sandi adalah harga-harga stabil dan terjangkau serta penciptaan dan penyediaan lapangan kerja.
Calon wakil presiden nomor urut 02 ini, menambahkan punya nostalgia makan di warteg. Memorinya kembali saat masa pacaran dengan istri tercinta, Nur Asia atau yang biasa disapa Mpok Nur. Meski kerap makan di warteg, Sandi mengaku tidak pernah 'darmaji' alias dahar lima ngaku siji.
"Waktu Masih SMP ada warteg di dekat rumah mantan pacar saya, Mpok Nur. Di sana saya sering makan sambil menunggu Mpok Nur keluar rumah, biar nggak laper. Saya minum teh poci juga. Pelayannya saya masih ingat Pak Jaelani," kenang Sandi. (hns/hns)