Perempuan asal Bandung, Jawa Barat itu mengatakan bahwa dalam menjalani usaha Jastip itu, dia kerap belanja gratis saat jalan-jalan ke luar negeri. Hal itu dia dapatkan dari keuntungan yang ditariknya dalam usaha Jastip.
"Misalnya lagi Liburan ke Singapura, Malaysia. atau Misalkan pas lagi nonton konser Coldplay di luar ya sekalian buka Jastip," kata Dila kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (2/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi misalnya jeleknya kalau saya berangkat, profitnya itu cuma buat jajan di sana, jadi saya belanja gratis nggak pake modal. Jadi pulang, nggak bawa profit dengan nominal besar, tapi minimal saya bisa jajan dibeliin orang," cerita Dila.
Dia juga mengatakan, bahwa usaha Jastip yang dijalaninya banyak dalam bentuk 'live shopping', maksudnya, saat dia belanja dan menemukan barang-barang unik dia langsung menawarkan ke pengguna jasa.
Selain konsep 'live shopping', Dila juga menerima pesanan langsung dari pengguna jasanya. Tapi, untuk yang satu ini dia harus melakukan perhitungan dengan baik agar tak rugi.
"Minta tolong tergantung kuantitas, karena sekarang udah benar-benar perlu merasa dapat profit dari situ juga. Jadi benar-benar harus dipertimbangkan minimal harus nutup modal untuk berangkat," jelasnya.
Tak jauh berbeda dengan Dila, Rina, yang juga bukan nama sebenarnya, juga kerap jalan-jalan ke luar negeri untuk usaha Jastip-nya. Bedanya, Rina pernah diminta untuk ke luar negeri karena permintaan khusus dari kerabatnya untuk membelikan barang.
"Jadi saya pernah disuruh ke luar negeri untuk belanja barang, waktu itu ke Singapura kalau nggak salah. Nah itu saya jalan-jalan gratis sekalian, terus bisa belanja gratis juga di sana, asyiknya di situ" katanya.
Rina juga mengatakan, si pengguna Jastip tersebut awalnya memang tak memberikan modal untuk pergi ke Singapura tersebut. Namun, saat kembali dan membawa barang yang diinginkan pengguna jasa, semua modal yang dikeluarkan Rina untuk belanja, termasuk tiket pesawat tersebut diganti oleh pengguna jasa itu.
"Jadi saya berangkat terus belanja ke Singapura waktu itu awalnya pakai modal sendiri dulu. Awalnya agak ngeri juga takut nggak diganti, tapi karena ini kerabat lah istilahnya, dan saya kenal orangnya, akhirnya benar saja diganti semua pas pulang, termasuk tiket pesawat juga," cerita Rina.