Menurutnya semakin populer dan dikenalnya sarung, serta sarung semakin diminati oleh generasi milenial, maka akan menimbulkan dampak ekonomi dan lapangan kerja akan luar biasa.
"Hari ini kita sarungan bersama dalam acara bertema Sarung is My New Denim. Selama ini Denim identik dengan jeans. Hari ini kita berbagai macam ragam dari jenis kain. Indonesia kaya betul dengan berbagai macam kain sarung, berbagai macam jenis dan bentuk. Ini jadi potensi ekonomi dan budaya," ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (2/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanif menambahkan sejarah sarung sangat panjang, sekilas ia menjelaskan, sarung sejak dulu digunakan oleh kaum nasionalis dan santri. Namun dengan berjalannya waktu, hanya kaum santri saja yang mengenakan sarung dan tiba-tiba sarung dianggap kampungan atau ndeso.
"Sarungan bukan ndeso atau kampungan. Sarungan itu keren. Kita harus keluarkan sarung dari citra negatif dan dianggap hanya mewakili kelompok tertentu. Sarungan ini untuk semua orang karena sarungan bagian dari budaya nasional," ungkapnya.
Hanif juga mengajak para pegawai Kemnaker untuk mengenakan sarung setiap hari Jumat. "Monggo di Kemnaker, tiap hari Jumat pakai sarung, itu tak masalah. Saya tidak akan mewajibkan untuk bersarung tapi kalau hari Jumat pakai sarung, kita kasih jempol," kata Hanif.
Hanif menjelaskan sarung bisa digunakan untuk berbagai macam jenis aktivitas. Misalnya, untuk ibadah atau salat serta aktivitas lain.
"Tapi intinya, kita ingin sarung ini kembali populer menjadi budaya nasional dan membantu penciptaan lapangan kerja di bidang produksi sarung. Mari kita harus bangga dengan jati diri Indonesia," paparnya.
Saat menghadiri acara Hanif Dhakiri yang kala itu didampingi pejabat eselon I, II dan III Kemnaker secara bergiliran berlenggak-lenggok di halaman kantor Kemnaker dengan mengenakan kain sarung/kain khas Nusantara di atas karpet merah yang digelar.
Tak hanya itu, aksi tersebut disaksikan ratusan pegawai Kemnaker yang juga mengenakan kain sarung dan berdiri di sisi karpet merah. Beberapa orang yang tampak di atas karpet merah tersebut yaitu Hanif Dhakiri, Sekjen Khairul Anwar, Dirjen PHI Jamsos Haiyani Rumondang, Dirjen Pengawasan K3 Sugeng Priyanto, Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono, mereka secara bergiliran bagaikan peragawan atau peragawati bergaya berjalan di atas catwalk. (mul/mpr)