Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang mengatakan, kesepakatan tersebut akan diputuskan Juni 2019.
"Juni itu amandemen perpanjangan waktu yang diberikan, perjanjian sampai habis masa waktunya," kata dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sudah ada hasilnya ya kita sampaikan ke partner ya," sebutnya.
Dari hasil tersebut ada beberapa opsi yang akan dilakukan Pertamina terkait kilang tersebut. Pertamina bisa saja menggarap kilang tersebut sendiri atau dengan partner lain.
"Ya opsinya kilang akan jalan terus, bisa dilakukan dengan sendiri, dengan paket hemat, bisa juga dengan partner lain," ujarnya.
Jika Pertamina maupun Aramco bersepakat tetap melanjutkan kerja sama maka akan segera dibentuk perusahaan patungan (joint venture/JV).
"Kalau sepakat langsung tahapan berikutnya adalah tahapan engineering, engineering-nya kita lanjutkan kemudian langsung juga ke JV agreement-nya langsung, bikin PT-nya kayak di (Kilang) Tuban, PT yang akan mengelola joint venture," jelasnya.
Dia menambahkan, hal-hal yang membuat proses kerja sama kedua belah pihak berjalan lama karena adanya aset eksisting di Kilang Cilacap.
"Memang kalau proyek yang baru dari nol itu lebih mudah. Ini kan karena ada fasilitas eksisting itu yang kadang kadang ada nego, ada pandangan yang berbeda ya. Nah itu kan kalau di Cilacap kan kasusnya ini karena nilai aset lama kan," jelasnya.
Padahal seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan Saudi Aramco telah siap menggarap kilang Cilacap milik Pertamina mulai awal November 2018.
Oktober 2018, Nicke mengungkapkan progres negosiasi telah masuk di tahap Front End Engineering Design (FEED) atau desain akhir dari studi kelayakan. Setelah itu, pihaknya akan langsung melakukan tender sehingga bisa dilakukan proses penggarapan.
"Minggu depan kita akan rapat manajemen dengan Saudi Aramco. Kita akan masuk ke tahap FEED ya, kemudian tender EPC," jelas dia di Equator Hotel, Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (28/10/2018).
"Feed itu jadi itu sudah mulai digarap ya, minggu depan juga bisa kok (mulai garapan)," terang dia. (dna/dna)