Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Tri Wahyudi Saleh mengatakan saat ini pihaknya masih menyewa beberapa gudang di daerah, khususnya sentra produksi. Sebab, Bulog sendiri belum memiliki gudang di daerah tersebut.
"Masih sewa terutama di daerah sentra produksi. Jadi memang di situ gudang kita jauh dan akhirnya untuk simpan kita mesti sewa," kata dia saat berbincang dengan detikFinance, Selasa (5/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tri menjelaskan, gudang yang disewa rata-rata berukuran 1.000 hingga 1.500 meter persegi. Sedangkan biaya sewa mencapai Rp 50 ribu per meter persegi. Artinya, biaya yang perlu dirogoh oleh Bulog bisa mencapai Rp 75 juta untuk tiga sampai enam bulan.
"Untuk mengurangi beban risiko, kan lebih mahal sewa jadi bangun gudang," tegas dia.
Sementara itu, penyewaan serta penambahan gudang dilakukan agar Bulog mampu menyerap produksi petani lokal. Hal itu sesuai dengan penugasan yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sewa dan penambahan kapasitas gudang dimaksudkan agar pada saat memasuki masa panen Bulog bisa maksimal menyerap gabah dan beras dari petani, kelompok tani," tutup dia.