detikFinance menggelar polling untuk mengetahui respons masyarakat. Hasilnya, 73% peserta polling menganggap kebijakan tersebut tidak penting, dengan kata lain mereka tak setuju dengan kebijakan tersebut.
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hendrawan Supratikno menilai banyak dari masyarakat yang salah mengartikan tentang janji Jokowi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah paham. Ini program untuk 3 tujuan, memanfaatkan bonus demografi, menjembatani gap antara kebutuhan industrialisasi dengan kompetensi pencari kerja, dan mendayagunakan angkatan kerja berusia muda untuk formasi kebutuhan lapangan kerja masa depan," terangnya kepada detikFinance, Rabu (6/3/2019).
Hendrawan menegaskan, konsepsi dari program itu adalah human investment. Dia menilai uang yang akan dibagikan itu bukanlah gaji melainkan kompensasi.
"Bukan gaji melainkan kompensasi untuk mengikuti pelatihan yang ketat dan bermutu, terutama di BLK-BLK yang ada, baik yang dimiliki pemerintah maupun pelaku dunia usaha," ujarnya.
Dia menambahkan masyarakat yang berhak mendapatkan dana itu hanya para lulusan SMK sederajat yang mengikuti program pelatihan.
"Namanya saja Pra-Kerja, jadi sifat program produktif, bukan konsumtif atau karitatif," tutupnya.
(das/dna)