Menurut Enggar saat ini Indonesia masih dipercaya oleh AS untuk mendapatkan fasilitas tersebut. Hal ini berbeda dengan negara lain, seperti India dan Turki yang tak lagi menerima GSP.
"Sampai dengan sekarang kita masih mendapatkan fasiliyas GSP, yaitu bea masuk 0%. Itu tidak bernasib sama dengan India dan Turki yang tidak lagi mendapatkan fasilitas GSP," kata dia dalam kuliah umum di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan fasilitas tersebut didapatkan dengan berbagai usaha. Salah satunya dengan meyakinkan AS bahwa Indonesia akan tetap mengimpor kedelai dan kapas dari AS.
Pasalnya, Indonesia sendiri mengimpor kedelai dari Amerika dengan jumlah yang besar.
"Saya datang ke sana tidak untuk mengemis tetapi untuk membeli kedelai dan kapas, produk yang tidak terserap oleh China. Kedelai dari AS itu dibutuhkan, 93,8% itu impor dari AS saja," ungkap dia.
Baca juga: AS Tekor Dagang Lawan India |
Selain itu, ia juga meminta agar pengusaha kedelai mau konsisten melakukan impor dari AS. Dengan begitu harapannya Indonesia tetap dipercaya untuk mendapatkan fasilitas GSP.
"Kita juga minta pengusaha membeli kedelai. Jadi pemakan tahu tempe dan itu impor. Tuhan itu adil, di sini (Indonesia) tak bisa (produksi kedelai) tapi di AS bisa. Terima saja juga impor bukan barang haram," tutup dia.