Pihak maskapai penerbangan berlogo singa merah itu mengatakan akan mengalihkan penerbangan yang dijadwalkan dengan Boeing 737 max 8 ke pesawat jenis lain. Namun, saking banyaknya pesawat yang dikandangkan pihak Lion tidak menampik kemungkinan akan adanya delay penerbangan.
Selain itu, Lion Group pun telah menahan pemesanan 200-an lebih pesawat Boeing 737 max 8 ini. Lalu, bagaimana informasi selengkapnya? Simak rangkumannya hanya di detikFinance. Klik halaman berikutnya.
Meski Alihkan Penerbangan, Delay Tetap Ada
Foto: Boeing 737 Max 8 milik Lion Air (Herdi Alif Alhikam)
|
Managing Directors Maintenance Lion Air, Moch Rusli mengakui bahwa delay penerbangan pasti ada. Terlebih lagi dengan jumlah pesawat Boeing 737 max 8 yang dimiliki Lion Air cukup banyak.
"Delay pasti ada, tapi kita bisa manage karena harus mematuhi apa yang ada di PM tentang delay management. Dari sisi komersial nanti kita support dengan pesawat yang stand by di luar max (Boeing 737 max 8), untuk mem-back up operasional kita," kata Rusli, saat ditemui di Rusli di Hanggar Lion Air, Cengkareng, Tangerang, Selasa (12/3/2019).
Nantinya pengalihan akan disesuaikan dengan ketersediaan pesawat yang stand by. "Jadi nanti disesuaikan dengan ketersediaan pesawat," ungkap
Setidaknya ada 1800-an penumpang Lion Air yang terancam terlantar karena pesawat yang ingin dinaiki justru dilarang terbang.
"Rata-rata 5 penerbangan, kalau long haul cuma 2. Sehari itu bisa 10-11 jam terbangnya. Sekali terbang bisa maksimum 187 penumpang," jelas Rusli.
Pesawat Diinspeksi Kemenhub
Foto: Boeing 737 Max 8 milik Lion Air (Herdi Alif Alhikam)
|
Di Indonesia sendiri, ada 11 pesawat jenis Boeing 737 max 8. Semua pesawat tersebut dimiliki oleh dua maskapai yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air, 10 diantaranya milik Lion Air.
Pemeriksaan sendiri dilakukan oleh pihak maskapai dan diawasi oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara. Lion Air pun pesawatnya tidak luput dari inspeksi.
Rata-rata pesawat yang diinspeksi oleh Kemenhub diperiksa kelengkapan terbangnya. Khususnya sensor angle of take alias sensor yang menghitung sudut kemiringan pesawat saat lepas landas. Selain itu ada pula sensor pengukur angin dan kecepatan yang diperiksa.
Namun hingga kini pihak Kemenhub belum memberikan pernyataan ataupun hasil dari inspeksi tersebut.
Pesanan 222 Boeing pun Ditahan Lion Air
Foto: Boeing 737 Max 8 milik Lion Air (Herdi Alif Alhikam)
|
Managing Director Lion Air Group Capt Daniel Putut Kuncoro Adi pun mengatakan bahwa pesanan pesawat akan ditunda, padahal Lion Air berencana mendatangkan 4 pesawat tahun ini. Sedianya, pesawat itu diterima pada bulan Mei.
"Yang tahun ini datang 4 itu yang sementara belum datang, ditunda dulu kedatangannya," katanya di Grand Mercure Hotel Jakarta.
Dia mengatakan, Lion Air sendiri memesan 222 pesawat untuk Boeing 737 MAX. Nilai pesanan mencapai US$ 22 miliar. Semua pesawat itu akan didatangkan hingga tahun 2035.
"222 (pesawat) itu campur MAX 8 dan 9," tambahnya.
Lanjutnya, Lion Air akan menunda pesanan hingga ada pernyataan resmi dari regulator, dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Dia melanjutkan, saat ini Lion Air telah mendatangkan 13 pesawat Boeing 737 MAX, 11 di antaranya untuk Indonesia dan 2 Thailand.
Halaman 2 dari 4