"Semua ini dimaksudkan untuk meningkatkan konektivitas, menyambungkan dan membuka keterisolasian, memudahkan dan memurahkan biaya transportasi, dan juga biaya logistik. Dengan demikian, kegiatan pembangunan ini juga bukan saja dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan ekonomi, melainkan juga salah satu upaya untuk mempersatukan Indonesia," jelas Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (13/3/2019).
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan bahwa infrastruktur yang baik akan mendukung kelancaran proses distribusi barang, serta perpindahan orang dari satu tempat ke tempat lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Pelabuhan Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin awalnya dibangun untuk melayani komoditas batu bara. Namun ke depan pelabuhan tersebut diharapkan dapat menjadi pelabuhan pendukung untuk mengantisipasi kenaikan angkutan barang di Pelabuhan Boom Baru Palembang yang semakin meningkat.
"Harapan kami ke depan pelabuhan ini dapat diubah menjadi pelabuhan khusus angkutan barang sehingga dapat memperlancar arus barang dan jasa di wilayah Sumatera Selatan serta meningkatkan keterhubungan secara lebih luas, tertib dan efisien dengan harga yang terjangkau," paparnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang, Capt Mugen Sartoto menjelaskan bahwa secara hierarki, Pelabuhan Tanjung Api-Api merupakan Pelabuhan Pengumpul yang berada di bawah wilayah kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang dengan kapasitas kapal sandar mencapai 1.000 DWT dan draft maksimum 3,5 LWS. Pelabuhan tersebut dibangun di atas lahan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan luas kurang lebih 8 hektare.
Adapun fasilitas eksisting yang terdapat di Pelabuhan Laut Tanjung Api-Api meliputi dermaga seluas (50x20) m², trestle (121,25x8) m², causeway (96x8) m², lapangan penumpukan (51 x 48) m², gedung kantor, pagar pelabuhan, gapura, signpost darat dan laut, serta pos jaga.
"Uji coba operasional telah dilaksanakan sejak tanggal 5 Desember 2018 sampai dengan tanggal 28 Februari 2019,dengan dilaksanakannya proses pelayanan terhadap 10 unit kapal, dengan aktivitas bongkar Pome (curah cair) sebanyak 700 ton dan bongkar 12 unit truk LPG, serta dilanjutkan dengan aktivitas muat HSD (curah cair) sebanyak 520 ton," papar Capt Mugen.
Hingga saat ini telah ada dua unit kapal yang beroperasi secara berkelanjutan di Pelabuhan Tanjung Api-Api. Kedua kapal tersebut yaitu kapal LCT Karya Fortuna dan SPOB Rizky Ifah.
"Ke depan, peluang pengelolaan pelabuhan oleh pihak ketiga sangat terbuka, baik itu dari BUMN, BUMD atau swasta yang akan dipilih berdasarkan kriteria sesuai mekanisme ketentuan dan peraturan yang berlaku dengan prinsip efektif dan efisien," tutup Capt Mugen. (mul/mpr)