-
Kemarin Forbes merilis daftar orang terkaya di Malaysia. Pemilik jaringan hotel Shang-Ri La Robert Kuok menduduki urutan pertama dalam daftar 'crazy rich' di negeri jiran tersebut.
Di Indonesia, orang terkaya nomor satu juga bernama Robert, yakni Robert Budi Hartono atau konglomerat yang memiliki usaha rokok, yaitu Djarum.
Sama-sama Robert, sama-sama punya harta ratusan triliun. Lalu apa yang membedakan mereka ya? Berikut berita selengkapnya:
Robert Kuok menduduki urutan pertama sebagai orang terkaya di Malaysia, ia memiliki harta hingga US$ 12,8 miliar setara Rp 179,2 triliun (Kurs: Rp 14.000/dolar AS).
Kuok merupakan pria kelahiran Malaysia yang memiliki jaringan bisnis Shangri-La Hotels & Resort di seluruh dunia.
Perusahaan Kuok juga berinvestasi di banyak negara mulai dari Singapura, Filipina, Thailand, China, Indonesia, Fiji dan Australia. Di China ia memiliki Beijing World Trade Center. Selanjutnya ia juga memiliki Malaysian Bulk Carriers Berhad dan Transmile Group. Kuok juga memiliki bisnis perkebunan sawit dengan Wilmar Internasional.
Mari bandingkan dengan kekayaan orang Indonesia. Di Indonesia Robert Budi Hartono memiliki kekayaan hingga US$ 18,6 miliar setara Rp 260,4 triliun. Kemudian saudara laki-laki Robert, Michael Hartono memiliki kekayaan US$ 18,6 miliar setara Rp 260,4 triliun.
Berdasarkan data orang terkaya Forbes 2018, Robert dan Michael menduduki urutan pertama dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 35 miliar.
Hartono diketahui mewarisi perusahaan rokok Djarum puluhan tahun lalu, namun kemudian mengepakkan sayap bisnisnya dengan membeli saham BCA pada masa krisis 1997-1998.
Tahun ini, mereka berhasil meningkatkan kepemilikan saham BCA ke level menjadi 55% dari 47%. Keduanya juga punya kepemilikan di perusahaan Razer, produsen game dari Singapura yang terdaftar di bursa Hong Kong
Dengan begitu, Budi dan Michael Hartono menjadi orang terkaya di Indonesia selama 9 tahun berturut-turut.
Robert Kuok menduduki urutan pertama orang terkaya di Malaysia. Mengutip Forbes kekayaan Kuok kini mencapai US$ 12,8 miliar atau Rp 179,2 triliun.
Sebagai pemilik Kuok Group, dia mulai merintis bisnis sejak 1968. Tak lama berselang, dia mendirikan Hotel Shangri-La di Singapura pada tahun 1971. Dari sini lah kesuksesannya sebagai miliarder dimulai.
Sementara itu, dikutip dari sucessstory.com, pria ini juga pernah menjadi pegawai kantoran. Kemudian dia menjajal bekerja menjadi juru tulis departemen perdagangan beras di Singapura.
Tiga tahun di departemen perdagangan beras membantunya mempelajari bisnis perdagangan. Dengan bekal ilmu yang telah dipelajarinya itu, ia kemudian memulai kembali ke kota kelahirannya Johor bersama saudara-saudaranya untuk mendirikan bisnis.
Tak lama setelah itu, dia mendirikan Co Manufaktur Gula Malaya, yang dengan cepat mendapatkan popularitas. Dia menguasai produksi gula di Malaysia dengan memproduksi 80% gula negaranya dan 10% gula dunia. Dia pun dijuluki, 'raja gula Asia'.
Sebagai pengusaha yang ambisius dan sangat lihai, Kuok tidak berhenti begitu saja. Pada tahun 1971, dia memulai bisnis jaringan hotel, Shangri-la yang kini terkenal dan tersebar di seluruh dunia.
Hingga di usianya ke yang ke 91, Kuok telah memiliki banyak investasi bernilai bisnis besar, yang tersebar di negara Asia, termasuk Indonesia, Australia, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Sedangkan di Indonesia, orang terkaya yakni Robert Budi Hartono dan Michael Hartono memiliki harta berlimpah karena bisnis rokok dan bank. Hartono bersaudara ini fokus menjalankan kerajaan bisnis Djarum dan Bank Central Asia (BCA). Keduanya sama-sama punya kekayaan US$ 18,6 miliar setara Rp 260,4 triliun.
Forbes menyebut, kekayaan mereka naik tahun ini berkat naiknya saham Bank Central Asia. Diketahui keduanya punya saham di Bank Central Asia dan Djarum. 70% kekayannya berasal dari Bank Central Asia.
Keluarga keturunan Tionghoa yang lahir di Jawa ini merupakan pemilik PT Djarum atau Djarum Group, sebuah konglomerasi yang menggarap banyak sekali lini usaha di berbagai bidang.
Tapi perjuangan keduanya meraih apa yang sudah dimiliki saat ini bukanlah hal yang mudah. Keduanya ditinggal ayah mereka; Oei Wie Gwan, pada usia yang cukup muda, yakni 23 dan 24 tahun. Sejak saat itu pula usaha pabrik rokok kretek bernama Djarum yang telah dijalankan sejak 21 April 1951 oleh ayah mereka harus mereka pegang sendiri.
Tak hanya ditinggal ayahnya, mereka berdua juga harus melanjutkan perjuangan PT Djarum dengan kondisi mengenaskan. Pabrik rokok tersebut terbakar di tahun yang sama dan meninggalkan PT Djarum dalam kesulitan keuangan.
Hartono bersaudara pun melanjutkan usaha pabrik rokok yang ada di kota Kudus, Jawa Tengah tersebut pada masa mudanya. Berkat naluri bisnis dan ketekunan mereka, Hartono bersaudara akhirnya berhasil membawa perusahaan ini ke posisi yang lebih bergengsi sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
Jumlah kekayaan bersih orang Malaysia tahun ini tercatat mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi politik yang kurang baik. Bahkan, Forbes menurunkan syarat kekayaan minimum dalam daftar menjadi US$ 250 juta dari sebelumnya US$ 300 juta.
Berikut 10 daftar orang terkaya di Malaysia dikutip, Kamis (14/3/2019):
Robert Kuok memiliki kekayaan US$ 12,8 miliar
Quek Leng Chan US$ 9,4 miliar
Teh Hong Piow US$ 6,7 miliar
Ananda Krishnan US$ 6,2 miliar
Lee Shin Cheng US$ 5,4 miliar
Chen Lip Keong US$ 5 miliar
Lim Kok Thay US$ 4,4 miliar
Lau Cho Kun US$ 3,4 miliar
Koon Poh Keong, Poh Ming & Poh Weng US$ 2,6 miliar
Kuan Kam Hon US$ 2,4 miliar
Forbes menyebutkan daftar kekayaan ini disusun berdasarkan informasi dari individu, bursa efek, analis, data pribadi, lembaga pemerintah dan sumber lainnya. Kemudian angka kekayaan bersih berpatokan pada harga saham dan nilai tukar pada penutupan pasar 28 Februari 2019.
Perkiraan daftar kekayaan ini juga mencakup kekayaan pasangan hingga kekayaan putra-putri mereka yang tergabung dalam perusahaan tersebut. Kekayaan keluarga digabungkan menjadi satu daftar, namun juga bisa menjadi daftar pribadi asalkan mereka memiliki kekayaan yang cukup untuk memenuhi syarat daftar orang terkaya.