Namun jangan terlalu larut dalam kebahagiaan. Kenaikan gaji harus disikapi dengan bijak agar lebih bermanfaat.
Perencana Keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto mengatakan biasanya jika karyawan mengalami kenaikan gaji nafsunya tergoda untuk meningkatkan gaya hidup. Hal itu lah yang membuat kenaikan gaji justru menjadi bumerang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, Eko menerangkan, langkah awal menyikapi kenaikan gaji adalah sadar diri apakah saat ini memiliki utang. Jika iya, maka kenaikan gaji 5% baiknya dialokasikan untuk membayar utang terlebih dahulu.
"Kalau bisa naik gaji buat bayar utang dulu. Itu justru jadi prioritas juga sebelum investasi," tegasnya.
Memang dari kenaikan gaji yang dikhawatirkan adalah kebaikan biaya gaya hidup. Jika biaya gaya hidup naik lebih tinggi dari gaji, imbas terburuknya justru tak mampu melunasi utang.
Jika, utang sudah lunas, Eko menyarankan menabung untuk biaya tak terduga atau darurat. Nah menurutnya besaran tabungan biaya tak terduga sekitar 3-6 bulan gaji.
Tabungan darurat itu sangat penting jika keluarga mengalami musibah, seperti sakit hingga kecelakaan. Sehingga ketika mengalami hal itu, tak perlu pusing mencari pinjaman.
"Setelah biaya darurat terkumpul, setelah itu kenaikan 5% bisa dialokasikan untuk investasi. Jadi kalau bisa naik gaji, gaya hidup tidak berubah, sehingga ada dana lebih untuk hal seperti itu," tutupnya.
Baca juga: Daftar Gaji Baru PNS 2019 |