Nantinya, dengan citra penginderaan jarak jauh pemerintah akan mendapatkan data-data yang dapat mendukung berjalannya maupun penyusunan kebijakan nasional.
Contohnya seperti yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk membantu pengembangan kebijakan One Map Policy alias kebijakan satu peta, mereka menggandeng LAPAN untuk mendapatkan citra satelit, sehingga mereka bisa melihat lahan mana yang tumpang tindih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, penggunaan citra penginderaan jarak jauh LAPAN juga bisa membantu penyelesaian reforma agraria dan perhutanan. Terlebih lagi daratan di Indonesia memang luas, dan butuh pencitraan yang skalanya besar.
"Perkembangan reforma agraria dan perhutanan sosial, saya kira di lapangan dinamika persoalan luar biasa. Di beberapa daerah masih terjadi beberapa masalah yang harus diselesaikan," kata Susiwijono.
"Contohnya PPTKH, ada perbedaan mulai lahan dan sebagainya yang tumpang tindih dan butuh referensi pengambilan kebijakan kuat, jadi butuh bantuan bank data dan LAPAN," tambahnya.
Menurut penuturan Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, pihaknya telah melakukan kerja sama citra penginderaan jarak jauh ini ke banyak Kementerian dan Lembaga (K/L) salah satunya Kemenko Perekonomian. Menurutnya, kerja sama ini tertuang dalam Inpres 6 tahun 2012 yang memusatkan penyedia citra satelit kepada LAPAN.
"Kebijakan mensinergikan satelit telah dimulai dari Inpres 6 tahun 2012 yang menyatakan penyedia citra satelit itu LAPAN. Dengan kebijakan citra satelit maka efisiensi penyediaan citra satelit semakin mudah dan bisa dilakukan penghematan yang luar biasa," ungkap Thomas.
Thomas mengatakan dahulu sebelum ada Inpres 6 tahun 2012, banyak K/L menyewa pencitraan satelit untuk keperluan kebijakan, justru hal tersebut malah memboroskan anggaran. Kini dengan pemusatan citra penginderaan jauh ke LAPAN penghematan anggaran pun bisa meningkat.
"Sebelum 2012 semua K/L membeli sendiri pemetaan satelit, sejak 2012 itu disatukan dan Lapan berikan semua data penginderaan jauh ke semuanya. kalo pola lama masih dilakukan bisa dihemat anggaran luar biasa, contoh 2017 bisa menghemat Rp 7 triliun dan makin banyak K/L yang menggunakan penghematan pada 2018 bisa sampai Rp 18 triliun," ungkap Thomas. (dna/dna)