Bandara Kulon Progo memiliki kapasitas penumpang 14 juta per tahun dengan panjang runway 3.250 meter. Bandara ini juga bisa didarati pesawat terbesar dan terberat karena kekuatan permukaan landasan (pavement classification number/PCN) sebesar 107.
"Keberadaan bandara di Kulon Progo ini akan benar-benar membuat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menjadi lebih istimewa dengan adanya ini karena manfaatnya banyak sekali," kata Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi kepada detikFinance di kantornya, Kemayoran, Jakarta seperti ditulis Rabu (27/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faik mengatakan kehadiran Bandara Kulon Progo bisa meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya mancanegara ke Yogyakarta. Selain itu, adanya bandara ini juga bisa menggenjot ekspor produk unggulan daerah sekitar.
"Kalau selama ini kan melalui Soekarno Hatta, melalui Denpasar jadi cenderung biaya logistiknya tinggi. Kalau ini kan bisa langsung ke luar negeri. Jadi peluang dari logistik juga cukup tinggi," tutur Faik.
Dengan adanya Bandara Kulon Progo juga diharapkan bisa menggairahkan bisnis hotel dan restoran di sekitarnya. Dengan demikian, banyak lapangan kerja baru yang diciptakan dengan beroperasinya Bandara Kulon Progo.
Faik menjelaskan, ada 5.800 orang yang terlibat dalam pembangunan bandara. Serapan tenaga kerja tersebut menurunkan tingkat pengangguran cukup signifikan.
"Menurunkan tingkat pengangguran yang tadinya 4% sekarang turun menjadi 1,4%," ujar Faik.
Selain itu, Angkasa Pura I juga mendirikan Balai Pemberdayaan Masyarakat yang menjadi tempat untuk memberikan pelatihan secara gratis. Masyarakat setempat dilatih untuk menjadi operator bagasi serta peluang pekerjaan lain yang nantinya bisa ditempatkan di Bandara Kulon Progo.
"Jadi tidak sepenuhnya dikontrol AP I. Tapi paling nggak masyarakat sudah kita latih diharapkan mendapatkan prioritas untuk di situ," ujar Faik.
Tonton juga video Target Kelar April, Bandara Kulon Progo Dikebut Ala Bandung Bondowoso: