Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menerangkan, selama ini yang menjadi tantangan bagi CAD adalah ekspor yang turun. Hal itu lantaran kondisi perekonomian global yang menurun.
"Nantinya kalau pun turun kita pastikan tidak banyak. Kedua, kita harus pastikan bahwa pertumbuhan impor bisa dikendalikan," ujarnya di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara defisit transaksi berjalan diyakini bisa ditutupi dengan masuknya arus modal asing ke Indonesia. Dia yakin arus modal asing tahun ini bisa masuk sekitar US$ 20-26 miliar. Perkiraan Mirza itu berkaca dari tahun politik sebelumnya.
"2014 pada waktu itu selesai Pemilu situasi global saat itu cukup baik, kita terima inflow US$ 26 miliar. Mudah-mudahan setelah pemilu nanti inflow yang masuk ke Indonesia jauh lebih bagus dari tahun lalu," tambahnya.
Mirza menjelaskan ada beberapa hal yang membuat arus modal asing masuk ke Indonesia begitu besar setelah pemilu. Pertama Bank Sentral AS The Fed yang jinak dalam menaikkan suku bunga acuan.
"Kedua, perundingan AS-China mudah-mudahan sudah ada titik temu. Ketiga, mudah-mudahan CAD kita terkontrol. Keempat mudah-mudahan setelah pemilu juga ketidakpastian terkait politik sudah hilang. Jadi ya dana-dana bisa masuk ke Indonesia lebih baik lagi dan itu kita pantau terus," tutupnya.