Fakta Jalur LRT Cibubur-Cawang Sudah Tersambung

Fakta Jalur LRT Cibubur-Cawang Sudah Tersambung

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Rabu, 03 Apr 2019 09:09 WIB
1.

Fakta Jalur LRT Cibubur-Cawang Sudah Tersambung

Fakta Jalur LRT Cibubur-Cawang Sudah Tersambung
Foto: Herdi Alif Al Hikam
Jakarta - Pembangunan jalur lintasan LRT Jabobedek rute Cibubur-Cawang hampir selesai. Lintasan layangnya sendiri sudah tersambung penuh dari Cibubur hingga ke Cawang.

Rencananya, Juli 2019 nanti sudah ada kereta yang bisa mondar-mandir untuk diuji coba pada rute Cawang-Cibubur. Hingga kini pengerjaan masih berfokus untuk menyelesaikan pembangunan stasiun.

Setelah semua tersambung, bagaimana penampakan jalur LRT Jabodebek sekarang? detikFinance mencoba menelusurinya, klik halaman berikutnya.
Dari pantauan detikFinance di lokasi, Selasa (2/4/2019), semua lintasan pada rute Cibubur-Cawang ini memang benar sudah terhubung. Tidak ada lagi tiang pancang yang menunggu untuk disambungkan.

Sepanjang jalur lintasan yang tersambung pun kini sudah tidak terlalu terlihat banyak pekerja yang melakukan tugasnya. Hanya ada satu dua orang yang berada di atas jalur untuk melakukan pengecekan pada rel.

Beberapa pekerja lainnya terlihat tengah sibuk memoles tiang-tiang pancang dengan menaiki beberapa steger alias tangga besi. Sejauh ini pekerjaan lebih terfokus pada penyelesaian beberapa stasiun di rute Cawang Cibubur ini.

Di bawah lintasan LRT Cawang Cibubur juga terlihat bersih dan rapih. Sudah tidak ada lagi bekas galian, alat, maupun beragam material yang diletakkan.

Karena sudah rapih dan bersih, lalu lalang kendaraan di sekitar proyek ini pun terlihat lancar. Apalagi mayoritas lintasan LRT melewati jalan tol.

Hingga saat ini progres pekerjaan LRT Jabodebek secara total per 22 Maret 2019, secara keseluruhan rata-rata mencapai 59,64%. Dengan rincian progres untuk lintas fase 1 Cawang-Cibubur sebesar 79,69%.

PT Adhi Karya (Persero) selaku kontraktor proyek pembangunan LRT mencanangkan pembangunan sekitar 5 stasiun sepanjang Cawang hingga Cibubur.

Dari Cawang perjalanan LRT akan dimulai dari Stasiun LRT Cawang. Stasiun ini akan menjadi stasiun transit menuju jalur Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Dukuh Atas. Rencananya, lokasi pembangunannya berdekatan dengan stasiun Cawang KCJ dan halte koridor 7 Transjakarta, Halte BNN.

Kemudian dilanjutkan ke stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII), stasiun Kampung Rambutan, stasiun Ciracas, sampai akhirnya di Cibubur pada Stasiun Harjamukti.

Nantinya ada sebanyak 32 trainset kereta yang beroperasi melayani penumpang LRT Jabodebek. Kereta yang digunakan nantinya merupakan kereta pabrikan lokal dari perusahaan pembuat kereta pelat merah, INKA.

Rencananya kereta itu dirancang memiliki kapasitas maksimal ditumpangi 1308 orang penumpang. Namun, normalnya LRT akan membawa 740 orang penumpang sekali jalan.

Nantinya, penumpang akan disediakan bangku yang bisa ditempati 174 orang. Lalu, 566 orang bisa berdiri bila tidak kebagian tempat.

Kereta yang akan digunakan LRT Jabodebek akan dirancang tanpa masinis. Dikutip dari infografis resmi LRT Jabodebek, kereta pabrikan INKA ini nantinya akan berjalan tanpa masinis mengusung sistem pengoperasian driverless.

Dengan sistem tersebut nantinya kereta yang digunakan LRT Jabodebek akan diatur perjalanannya secara otomatis. Mulai dari pergerakannya, kecepatannya, hingga waktu berhentinya.

Untuk buka tutup pintu saat berhenti di setiap stasiun, LRT akan dibuka lewat petugas tiap stasiun yang bertugas di ruang kontrol. Nantinya, kereta ini pun didesain bisa melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam.

Lalu dalam mendukung digitalisasi yang dilakukan, kereta LRT nantinya akan menggunakan persinyalan yang canggih, moving block namanya. Dengan sinyal itu kereta dapat berhenti di stasiun 2-3 menit sekali.

Mengutip dari laman lrtjabodebek.com, secara teknis sinyal moving block merupakan sistem yang memblok zona di masing-masing kereta. Sistem ini akan berdampak pada jarak antar kereta, sehingga memperpendek jarak kereta yang tengah beroperasi.

Sistem ini berpengaruh pada headway atau frekuensi maupun jarak lalu lintas kereta yang ingin dicapai sehingga mempengaruhi kapasitas angkut dengan headway 2-3 menit. Sistem persinyalan moving block akan terhubung dengan sistem sinyal pusat dan sistem sinyal kereta. Sehingga sistem ini dapat lebih unggul dibandingkan dengan sistem fixed block.

Sistem ini memang cocok digunakan pada kereta dengan lajur khusus seperti LRT, yang dalam pengoperasiannya nanti membutuhkan intensitas yang tinggi. Saat ini di Indonesia yang menggunakan sistem moving block adalah LRT Jabodebek dan MRT Jakarta.



Hide Ads