Pengakuan Buzzer Giring Isu dari Kopi Sianida hingga Pilgub DKI

Mesin Uang Buzzer Politik

Pengakuan Buzzer Giring Isu dari Kopi Sianida hingga Pilgub DKI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 08 Apr 2019 11:05 WIB
Foto: GettyImages
Jakarta - Pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta yang berlangsung beberapa waktu lalu berjalan cukup 'panas'. Panasnya pilgub DKI bisa terlihat di media sosial, di mana terbentuk kubu-kubu di sana.

Panasnya media sosial ini bisa dikatakan tak lepas dari peran buzzer di dalamnya. Di media sosial, buzzer bekerja menggiring opini publik. Beberapa buzzer yang detikFinance wawancarai mengaku terlibat dalam giring-menggiring opini ini.

Rahaja Baraha (bukan nama sebenarnya) menjelaskan, dirinya terlibat menjadi buzzer sejak tahun 2016. Dia jadi buzzer karena direkrut oleh seorang teman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sejak menjadi buzzer, sejumlah klien pernah ia tangani, dari mulai menggiring isu untuk perusahaan hingga kasus hukum kopi bersianida Jesicca-Mirna. Puncak karirnya jadi buzzer ialah saat pilgub DKI Jakarta.

Rahaja enggan menyebut calon gubernur mana yang ia bela saat itu. Meski begitu, dia bilang, kerja buzzer dalam pilgub terstruktur. Dia mengaku, bertindak sebagai tim kecil untuk menggaungkan sebuah isu.

"Puncak karir gue (saya) di bidang buzzer di Pilkada DKI Jakarta. Di salah satu paslon di antara 3 paslon itu, kebetulan bos gue di-hire salah satu tokoh, bantu, ya udah gue sebagai tim kecilnya, ada tim besar juga, gue yang mendukung tim besar," katanya kepada detikFinance, Selasa (2/4/2019).



Tim kecil Rahaja membantu kinerja tim-tim besar. Tim Rahaja sendiri terdiri dari 12 orang yang mencakup atasnya, dirinya sebagai koordinator, dan para pekerja yang bertugas menggiring isu.

"Kalau gue tim kecil, gue mendukung tim besar. 12 lah sama bos gue, tim besarnya ada 50-100 karena memang masif," sambungnya.

Tatok, buzzer lain juga demikian. Dalam masa kerjanya selama 3 bulan kampanye, dirinya melibatkan tim. Tim itu terbagi dalam beberapa pekerjaan, dari mencari data hingga mengunggah konten.

Tatok bilang, dalam pilgub DKI kemarin terlibat delapan orang dalam timnya. Sama seperti Rahaja, Tatok enggan menyebut calon mana yang didukung.

"Kemarin pilgub sampai 8 orang. Semua medsos, sampai kita buat blog. Ya balik lagi tergantung keinginan klien, tapi juga dilihat efektifitas waktunya," tutupnya.

(eds/eds)

Hide Ads