Infrastruktur Diklaim Dongkrak Ekonomi, BPN: Kok Industri Melemah?

Infrastruktur Diklaim Dongkrak Ekonomi, BPN: Kok Industri Melemah?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 11 Apr 2019 14:37 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres nomor urut 02, Prabowo Subiantor merespon pernyataan timses rivalnya yang menyebutkan bahwa infrastruktur yang masif dibangun dapat mendongkrak perekonomian negara. BPN menilai justru pembangunan infrastruktur tidak tepat.

Anggota BPN Arie Mufti mengatakan memang bagus pembangunan infrastruktur, tapi pembangunan itu tidak tepat. Menurutnya, justru industri melemah dan ekspor yang harusnya bertumbuh tapi stagnan.

"Saya setuju untuk pembangunan infrastruktur. Pertanyaannya kenapa infrastruktur yang sudah dibangun sedemekian massive kok justru ekspor kita tidak berkembang? Industri kita melemah, pertanyaan fundamental," ungkap Arie pada diskusi ekonomi ILUNI UI, di Kampus UI Salemba, Jakarta, Kamis (11/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Arie pembangunan yang terjadi di era Presiden Joko Widodo hanyalah pencitraan belaka. Arie menyebutnya sebagai pamflet beton.

"Apa yang terjadi menurut kami Pak Jokowi menjadikan infrastruktur sebagai 'pamflet beton' atau kepentingan untuk kampanye. Bukan sebagai alat untuk merealisasikan pertumbuhan," kata Arie.

Lebih jauh Arie menyebutkan infrastruktur yang telah dibangun hanya mengandalkan utang saja. Lalu, setelah banyak berutang tidak menghasilkan apa-apa.

"Debt service rasio kita terburuk se-ASEAN. Pak Jokowi kan berhutang untuk membangun infrastruktur maupun juga BUMD, apa yang kita pinjam sedemikian banyak tidak menghasilkan ekspor," kata Arie.

Arie mengatakan seharusnya infrastruktur bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi dan mengeluarkan Indonesia dari middle income trap dengan pertumbuhan yang hanya 5%.

"Infrastruktur harusnya bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi, yang bisa mengeluarkan kita dari pertumbuhan 5%. Infrastruktur yang ingin kita bangun adalah yang terencana dengan baik, sehingga infrastruktur yang dibangun itu harus membuka pusat-pusat industri," ungkap Arie.


Infrastruktur yang baik menurutnya adalah yang memiliki perencanaan yang bagus dan melibatkan seluruh stakeholder. Dia menyinggung LRT hingga Kertajati yang menurutnya sia-sia.

"Bukan LRT yang menjadi beban di Sumatera Selatan, bukan Kertajati yang menjadi beban Jawa Barat. Artinya infrastruktur yang terencana dengan melibatkan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), dan lembaga-lembaga pemangku kepentingan, melibatkan akademisi, untuk bisa menentukan prioritas kita," ungkap Arie.

"Bukan untuk membuat pamflet beton, pamflet yang terbuat dari beton itu mahal," tegasnya. (dna/dna)

Hide Ads