BI Sebut Penguatan Dolar AS Karena Ketidakpastian Brexit

BI Sebut Penguatan Dolar AS Karena Ketidakpastian Brexit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 12 Apr 2019 15:56 WIB
Foto: Selfie Miftahul Jannah
Jakarta - Dolar AS hari ini tercatat mengalami penguatan. Pagi ini dolar AS dibuka pada angka Rp 14.130 lebih tinggi 20 poin dibanding pembukaan Kamis.

Mengutip Reuters dalam 1 pekan terakhir dolar AS bergerak dari level Rp 14.108 hingga Rp 14.186. Dalam posisi 1 bulan terakhir dolar AS tercatat di level Rp 14.268.

Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menjelaskan bank sentral berupaya menjaga kestabilan nilai rupiah di tengah menguatnya dolar AS dan pelemahan mata uang regional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menyebut BI berada di pasar untuk memastikan ketersediaan likuiditas DNDF dan melakukan intervensi di pasar spot dalam jumlah yang sangat terukur.

Nanang menambahkan, BI juga tetap siaga untuk memastikan kestabilan pasar SBN terutama bila terjadi arus modal keluar yang dapat memicu pelemahan Rupiah.

Kapasitas BI untuk membeli SBN di pasar sekunder sangat besar namun bila masuk pasar tetap dilakukan dengan tetap menjaga price discovery yang efisien dan daya saing imbal hasil SBN agar tetap menarik bagi arus modal masuk.

"Dolar AS menguat terhadap seluruh mata uang G10 dan emerging currencies karena semakin panjangnya ketidakpastian Brexit setelah EU menyepakati perpanjang deadline Brexit hingga 31 Oktober membuat memicu kembali pelemahan nilai tukar euro," kata Nanang di Gedung BI, Jakarta, Jumat (12/4/2019).


Dia menjelaskan, penguatan dolar AS juga ditopang oleh naiknya kembali yield US Treasury bond merespon rilis data indekz harga produsen (PPI) AS bulan Maret yang meningkat ke level tertinggi selama 5 bulan terakhir dan klaim tunjangan pengangguran (Inital Jobless Claims) yang merosot ke level terendah sejak 1969 sehingga sedikit meredakan kekhawatiran potensi perlambatan ekonomi AS sehingga membuat yield US treasury kembali naik.

Bank Indonesia juga tetap memastikan likuiditas Rupiah yang cukup di pasar melalui operasi moneter ekspansi yaitu lelang Term Repo dan Forex Swap. Lelang kedua instrument ini sudah terjadwal dalam enam bulan ke depan sehingga perbankan memiliki kepastian untuk mengakses likuiditas ke bank sentral bila diperlukan dengan memperhatikan proyeksi likuiditas bank.

"Dalam lelang instrument ekspansi Term Repo bank harus menyerahkan agunan termasuk SBN dan SBI, dan pada lelang forex swap bank harus menyerahkan agunan berupa devisa," ujar Nanang. (kil/dna)

Hide Ads