Prabowo: Mereka Mungkin Puas 5%, Kita Mau Pertumbuhan Double Digit!

Prabowo: Mereka Mungkin Puas 5%, Kita Mau Pertumbuhan Double Digit!

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Jumat, 12 Apr 2019 16:45 WIB
Foto: Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto di Surabaya. (Marlinda-detikcom)
Jakarta - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto pidato kebangsaan di Surabaya. Dalam pidatonya, Prabowo ingin agar ekonomi bisa tumbuh hingga double digit.

Awalnya, Prabowo berbicara dengan tegas bahwa dirinya bukan orang yang pesimis. Prabowo mengaku sebagai pihak yang optimis.

"Tidak benar kita pesimis, kita yang optimis!" tegas Prabowo dalam acara Pidato Kebangsaan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo lantas menyinggung soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan di level 5%. Dia mengaku tak puas dengan capaian itu.


"Mereka mungkin puas dengan 5% pertumbuhan. Kita tidak puas," ucapnya.

Setelah itu, Prabowo mengaku ingin agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga double digit.

"Kita mau pertumbuhan double digit. Kita tidak mau jadi kacung bangsa lain," tuturnya.

Sebelumnya, Sang cawapres yakni Sandiaga Uno juga berjanji jika terpilih akan berupaya menaikkan pertumbuhan ekonomi, tapi tak sampai double digit. Sandiaga janji agar ekonomi bisa tumbuh menjadi 6,5% dalam 2 tahun.

"Prabowo-Sandi berkomitmen untuk menghadirkan pertumbuhan 6 sampe 6,5% dalam 2 tahun pertama. Dengan sebuah reformasi struktural khusus di bidang industri yang selama ini belum tersentuh reformasi seperti sektor pertanian, sektor manufaktur, dan sektor perumahan rakyat," kata Sandiaga di Resto Batik Kuring SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (10/4).



Sandiaga meyakini 3 sektor yang disebutkan tadi mampu menopang pertumbuhan ekonomi RI dan mengundang para investor. Dengan begitu, sebut dia, investasi mampu menggerakkan ekonomi yang berujung pada penciptaan lapangan kerja.

Di sisi lain, sejumlah ekonom mengungkapkan hal tersebut adalah hal yang sulit. Pasalnya saat ini ekonomi global sedang mengalami perlambatan. Bahkan, janji-janji itu disebut bagai mimpi di siang bolong.

"Jadi kalau target (Sandiaga Uno) 6,5% itu mimpi di siang bolong, bahkan untuk 5 tahun ke depan kelihatannya sulit," kata ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi detikFinance, Jumat (12/4).

Dia mengungkapkan hal ini karena ekonomi global juga diproyeksi rendah dengan adanya ramalan Jepang dan Amerika Serikat (AS) akan mengalami resesi dalam waktu dekat. Kemudian International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi ekonomi menjadi 3,3% dari sebelumnya 3,5%.

Ekonom CSIS, Fajar B Hirawan juga mengungkapkan memang sah-sah saja jika peserta pilpres memberikan janji capaian yang bombastis saat berkampanye. "Terkadang janji tidak masuk akal tanpa ukuran atau studi yang jelas untuk menarik perhatian dan simpati calon pemilih. Terkait pernyataan pak Sandi yang janji pertumbuhan ekonomi 6,5% adalah janji yang berlebihan," ujar Fajar. (fdl/hns)

Hide Ads