Kisah Sandiaga, dari Modal Kampanye hingga Saham Perusahaan Anjlok

Kisah Sandiaga, dari Modal Kampanye hingga Saham Perusahaan Anjlok

Hans Henricus BS Aron - detikFinance
Sabtu, 20 Apr 2019 08:08 WIB
Kisah Sandiaga, dari Modal Kampanye hingga Saham Perusahaan Anjlok
Sandiaga Uno/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Sandiaga Uno jadi perbincangan hangat belakangan ini. Paling tidak, ada tiga hal yang membuat masyarakat tertarik menjadikan cawapres nomor 02 itu bahan obrolan.

Pertama, ekspresi wajah Sandiaga saat deklarasi kemenangan bersama capres nomor 02 Prabowo Subianto di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis sore (18/4/2019). Kedua, saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, perusahaan miliknya, yang anjlok setelah quick count alias hitung cepat pilpres beberapa lembaga survei.

Ketiga, pria yang beken disapa Sandi itu menjual saham Saratoga dan meraup dana hingga Rp 671 miliar demi modal kampanye. Berikut cerita seputar Sandiaga mulai dari ekspresi saat deklarasi kemenangan hingga saham perusahaan anjlok pasca quick count.

Sejak maju menjadi Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno sering menjual sahamnya di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Dia mengakui melego sahamnya untuk membiayai kampanye

Menurut catatan detikFinance, Sandi sudah menjual 140.350.000 juta saham. Pada Oktober 2018 kepemilikan Sandi di saham SRTG sebanyak sebanyak 754.115.429 saham atau 27,79%, kini kepemilikannya berkurang menjadi 613.765.429 lembar atau 22,623%.

Pertama kali Sandi melepas sahamnya di SRTG sebanyak 51.400.000 lembar saham senilai Rp 194,08 miliar. Saham itu dijual di harga Rp 3.776.

Sandi menjual saham SRTG itu dalam 2 kali transaksi. Transaksi pertama dilakukan pada 2 Oktober 2018 dengan menjual 12.000.000 lembar saham dan 3 Oktober 2018 sebanyak 39.400.000.

Kemudian dia juga melepas saham SRTG pada 8 Oktober 2018 sebanyak 28 juta lembar di harga Rp 3.776 dan 9 Oktober 2018 sebanyak 2,1 juta lembar saham di level Rp 3.802. Total nilai transaksi di dua hari itu mencapai Rp 113,7 miliar.

Pada 26 November juga ada penjualan saham SRTG yang dilakukan Sandi di pasar negosiasi. Berdasarkan data transaksi bursa, terjadi transaksi jual-beli saham SRTG senilai Rp 37,76 miliar yang tercatat dilakukan investor asing. Jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 10 juta saham.

Lalu Sandi kembali melaporkan empat kali transaksi penjualan saham dari kurun waktu 27 November 2018 hingga 4 Desember 2018. Total jumlah saham yang dilepas Sandiaga tercatat mencapai 41,8 juta saham.

Rp 671 miliar

Dari empat kali transaksi tersebut harga jual setiap transaksi Rp 3.776/saham. Artinya Sandiaga mendapatkan dana Rp 157,84 miliar.

Pada 13 Desember 2018 Sandi juga mengumumkan melepas sebanyak 17.050.000 lembar saham. Seluruhnya dijual pada harga Rp 3.776. Jadi jika dihitung nilai transaksinya mencapai Rp 64,38 miliar.

Pada 20 Maret dijual sebanyak 6,40 juta saham di harga Rp 3.776. Kemudian, pada 26 Maret dijual 2 juta saham dengan harga saham yang sama. Dari dua transaksi ini, Sandiaga mengantongi Rp 31,71 miliar.

Kemudian pada 9 April 2019 Sandi melepas 2 juta lembar saham. Lalu pada 10 dan 12 April dia juga menjual saham SRTG masing-masing sebanyak 7 juta dan 5 juta lembar saham.

Dari 3 aksi penjualan saham SRTG itu dilakukan di harga Rp 3.775 per lembar saham. Jika dihitung maka total dana yang didapat Sandi sebanyak Rp 71,7 miliar. Jika ditotal, nilai transaksi dari aksi penjualan saham SRTG yang dilakukan Sandi sudah mencapai Rp 671,17 miliar.

Sandiaga pada Desember 2018 pernah mengatakan, penjualan saham SRTG untuk membiayai kampanye pemilihan presiden (Pilpres). Sandiaga mengakui, hal itu dilakukan karena belum ada donasi yang cukup untuk membiayai kampanye.

"Seperti saya sudah ungkapkan. Bahwa saya dengan Pak Prabowo untuk memastikan giat kampanye tetap bergulir. Karena sampai kini belum ada donasi, dan saya sampaikan siap untuk terus all out. Makanya, saya jual kembali saham, untuk membiayai progres kampanye ini," terang Sandiaga (5/12/2018) lalu.


Quick count alias hitung cepat lembaga survei menunjukkan capres cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungguli capres cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Quick count itu berlangsung sejak Rabu sore (17/4/2019).

Pasca quick count, saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan milik Sandiaga Uno, anjlok cukup dalam pada Kamis (18/4/2019). Saham emiten berkode SRTG sempat turun ke level Rp 3.400 atau anjlok 11% dari penutupan sebelumnya Rp 3.840.

Saham SRTG bergerak naik turun, meski masih berada di zona merah. Saham SRTG sempat anjlok hampir 6% ke posisi Rp 3.610 dan bergerak ke 5,47% dengan posisi Rp 3.630.

Hingga penutupan perdagangan Kamis (18/4/2019) pukul 16.12 saham SRTG masih berada di zona merah yaitu di posisi Rp 3.780/saham atau turun 1,56% dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 3.840.

Ekspresi Sandi menjadi perbincangan lantaran saat deklrasi kemenangan pilpres nampak lesu. Tak nampak senyum semringah yang selama ini melekat pada Sandiaga, apalagi saat itu dia hadir dalam suasana deklarasi kemenangan.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN), Priyo Budi Santoso, menjelaskan Sandiaga nampak lesu karena sedang sakit.

"Oh iya, Pak Sandiaga Uno sempat bincang-bincang sama saya, selama 5 menit, beliau agak kurang sehat, kecapekan luar biasa," ujar Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2019).

Senada, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres-cawapres nomor urut 02, Andre Rosiade menegaskan Sandiaga memang sakit dan perlu istirahat.

"Saya 1,5 meter di samping kanan Bang Sandi (saat jumpa pers bersama Prabowo). Bang Sandi itu sakit. Jadi waktu Bang Sandi datang di Kertanegara kan saya salaman. Kelihatanlah, (Sandiaga) memang perlu istirahat betul karena kemarin itu kan drop ya, suaranya habis," kata Andre.

Sebaliknya Tim Kampanye Nasional (TKN) capres cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin punya penilaian berbeda. TKN menilai ekspresi Sandiaga menunjukkan suasana batinnya menyikapi deklarasi kemenangan capres cawapres 02.

"Itu suasana kebatinan Pak Sandi," ujar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/42019).

Hide Ads