Jakarta -
Aksi capres saling klaim menang dalam Pemilu Pilpres tahun 2019 mendapat ragam respons dari para pengusaha tanah air. Khususnya mengenai dampak pada iklim investasi di Indonesia.
Para pengusaha yang memberikan respon mulai dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Bahkan, pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) atau tim sukses Prabowo-Sandiaga pun memberikan respon terkait hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana respon para pelaku usaha tanah air, apakah mereka ragu untuk menanamkan lebih banyak dananya demi pertumbuhan ekonomi Indonesia? Atau malah sebaliknya?
Simak selengkapnya di sini:
Pengusaha menilai para investor akan merasa was-was jika hasil hitungan suara kedua pasangan capres dan cawapres hanya berjarak tipis. Wakil Ketua Umum Apindo Suryadi Sasmita was-was sikap investor karena suara kandidat kepala negara berjarak tipis dan berpotensi terjadi keributan hingga chaos.
"Jadi itu pengusaha menilai kalau itu 1-2% kita was was kalau selisihnya cuma 3% nanti bisa chaos, tapi kalau 10% menurut saya aman," kata Suryadi saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Berdasarkan perhitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei menetapkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul rata-rata berjarak sekitar 10% dari pasangan Prabowo-Sandiaga.
Menurut Suryadi, hasil hitungan cepat juha saat ini menjadi pegangan para investor untuk menanamkan dananya di Indonesia dan mempercayai bahwa hasil tersebut tidak berubah banyak.
Sikap calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang tiga kali mengklaim kemenangan pada pilpres kali ini dianggap bisa mengganggu iklim usaha tanah air. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, dunia usaha saat ini membutuhkan kondisi yang kondusif.
"Jadi gini, pertama hendaknya calon presiden punya jiwa kenegarawanan, ada proses tahapan penghitungan suara," kata Bahlil saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei memang memberikan hasil kemenangan pada capres dan cawapres 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, namun hal itu hanya sebagai referensi awal.
Menurut Bahlil, para pengusaha pun akan tetap menunggu hasil yang resmi dikeluarkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Oleh karena itu klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo Subianto justru mengganggu iklim investasi dan dunia usaha.
Usai Pemilu Pilpres pada 17 April 2019, harusnya kedua pasangan capres dan cawapres tetap menjaga kondisi perekonomian dan iklim investasi tetap aman.
"Kalau seperti yang dilakukan Pak Prabowo, jujur saja saya menjadi bingung, ini kan pasti akan menghambat, orang melihat ada kegaduhan politik apa lagi, ekonomi ada efeknya. Sekalipun belum tahu sebesar apa," tegas Bahlil.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta kepada seluruh pendukung capres dan cawapres baik 01 dan 02 lebih tenang dalam menyikapi hasil pilpres 2018. Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, sikap tenang akan memberikan dampak positif bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Di mata pengusaha yang penting jangan sampai ada keributan atau anarkis, itu yang penting," kata Rosan saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah tiga kali mengklaim kemenangan pilpres 2019. Prabowo mengaku unggul dengan perolehan suara mencapai 62%.
Sementara itu berdasarkan hasil hitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin yang unggul.
Menurut Rosan klaim kemenangan tersebut tidak dipersoalkan para pengusaha selama tidak menimbulkan keributan.
Halaman Selanjutnya
Halaman