Saham Saratoga Milik Sandi Kapan Naik Lagi?

Saham Saratoga Milik Sandi Kapan Naik Lagi?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 21 Apr 2019 12:32 WIB
1.

Saham Saratoga Milik Sandi Kapan Naik Lagi?

Saham Saratoga Milik Sandi Kapan Naik Lagi?
Ekspresi Sandiaga Dampingi Prabowo Pidato
Jakarta - Saham perusahaan investasi milik Sandiaga Uno yakni PT Saratoga Investama Sedaya tercatat turun pasca pengumuman hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei kredibel.

Dari harga Rp 4.000an harga saham perusahaan berkode emiten SRTG ini merosot tajam ke level Rp 3.000an.

Kira-kira kapan ya harga saham itu kembali lagi? Berikut berita selengkapnya:
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menjelaskan pada awal 2019 saham Saratoga mendapatkan katalis positif dari majunya Sandiaga Uno dalam kontestasi pemilihan presiden.

Dia menjelaskan, akibat sentimen positif tersebut mampu mengurangi tekanan negatif dari kinerja Saratoga pada 2018 yang mencatatkan kerugian bersih.

"Bahkan harga saham Saratoga di awal tahun 2019 naik jadi Rp 4.490 pada Maret dari sebelumnya Rp 3.750," ujar Alfred kepada detikFinance, Sabtu (20/4/2019).

Dia mengungkapkan, pasca pilpres yakni 17 April 2019 saham Saratoga kembali terkoreksi ke level Rp 3.780.

Menurut Alfred, pasca kekalahan hasil quick count, pasar melihat sentimen positif Pilpres di saham Saratoga berakhir.

"Ini yang menyebabkan saham Saratoga terkoreksi. Untuk pergerakan sahamnya ke depan, masih harus menunggu rilis kinerja kuartal I 2019," imbuh Alfred.

Jika Saratoga bisa membukukan laba bersih pada kuartal I 2019 maka ini bisa menjadi sinyal positif untuk saham Saratoga. "Investor juga menunggu rilis kinerja Saratoga tersebut," jelas dia.

Sejak maraknya pilpres saham Saratoga sering menjadi bahan pemberitaan. Mulai dari aksi jual saham yang dilakukan Sandi hingga pergerakan nilai sahamnya.

Jika dilihat dari masa kampanye September 2018 saham SRTG bergerak cukup dinamis. Pada 24 September 2018 saham SRTG tercatat berada di posisi Rp 3.930.

Esok harinya pada perdagangan 25 September 2018 saham SRTG naik cukup tinggi 6,87% ke posisi Rp 4.200.

Tren positif saham ini terus berlanjut. Hingga pada 3 Oktober 2018 SRTG mencapai posisi tertinggi sejak kampanye dimulai yakni Rp 4.250.

Pada 5 Oktober 2018 saham SRTG turun lagi ke posisi Rp 3.680. Kemudian pada 21 Desember 2018 saham SRTG mencapai level terendah selama masa kampanye yakni Rp 3.600.

Setelah itu saham SRTG bergerak cukup stabil di posisi Rp 3.700-3.800. Masa kampanye berlangsung cukup aman meski sering muncul di media sosial gesekan antar kubu.

Menariknya pada perdagangan 11 Maret 2019 secara tiba-tiba saham SRTG melejit 20,05% ke Rp 4.490 yang jadi posisi tertinggi dari awal tahun. Saat itu marak di media aksi jual saham yang dilakukan Sandi.

Namun keesokan harinya pada 12 Maret 2019 saham SRTG kembali merosot. Tercatat saat itu saham SRTG turun 13,81% ke Rp 3.870.

Kemudian setelah pemilu dan hasil quick count diumumkan cukup mempengaruhi saham SRTG. Pasca quick count, saham SRTG anjlok cukup dalam pada Kamis (18/4/2019). Saham emiten berkode SRTG sempat turun ke level Rp 3.400 atau anjlok 11% dari penutupan sebelumnya Rp 3.840.

Saham SRTG bergerak naik turun, meski masih berada di zona merah. Saham SRTG sempat anjlok hampir 6% ke posisi Rp 3.610 dan bergerak ke 5,47% dengan posisi Rp 3.630.

Hingga penutupan perdagangan Kamis (18/4/2019) pukul 16.12 saham SRTG masih berada di zona merah yaitu di posisi Rp 3.780/saham atau turun 1,56% dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 3.840.

Menurut catatan detikFinance, Sandi sudah menjual 140.350.000 juta lembar saham. Pada Oktober 2018 kepemilikan Sandi di saham SRTG sebanyak sebanyak 754.115.429 saham atau 27,79%, kini kepemilikannya berkurang menjadi 613.765.429 lembar atau 22,623%.

Pertama kali Sandi melepas sahamnya di SRTG sebanyak 51.400.000 lembar saham senilai Rp 194,08 miliar. Saham itu dijual di harga Rp 3.776.

Sandi menjual saham SRTG itu dalam 2 kali transaksi. Transaksi pertama dilakukan pada 2 Oktober 2018 dengan menjual 12.000.000 lembar saham dan 3 Oktober 2018 sebanyak 39.400.000.

Kemudian dia juga melepas saham SRTG pada 8 Oktober 2018 sebanyak 28 juta lembar di harga Rp 3.776 dan 9 Oktober 2018 sebanyak 2,1 juta lembar saham di level Rp 3.802. Total nilai transaksi di dua hari itu mencapai Rp 113,7 miliar.

Pada 26 November juga ada penjualan saham SRTG yang dilakukan Sandi di pasar negosiasi. Berdasarkan data transaksi bursa, terjadi transaksi jual-beli saham SRTG senilai Rp 37,76 miliar yang tercatat dilakukan investor asing. Jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 10 juta saham.

Lalu Sandi kembali melaporkan empat kali transaksi penjualan saham dari kurun waktu 27 November 2018 hingga 4 Desember 2018. Total jumlah saham yang dilepas Sandiaga tercatat mencapai 41,8 juta saham.

Dari empat kali transaksi tersebut harga jual setiap transaksi Rp 3.776/saham. Artinya Sandiaga mendapatkan dana Rp 157,84 miliar.

Pada 13 Desember 2018 Sandi juga mengumumkan melepas sebanyak 17.050.000 lembar saham. Seluruhnya dijual pada harga Rp 3.776. Jadi jika dihitung nilai transaksinya mencapai Rp 64,38 miliar.

Pada 20 Maret dijual sebanyak 6,40 juta saham di harga Rp 3.776. Kemudian, pada 26 Maret dijual 2 juta saham dengan harga saham yang sama. Dari dua transaksi ini, Sandiaga mengantongi Rp 31,71 miliar.

Kemudian pada 9 April 2019 Sandi melepas 2 juta lembar saham. Lalu pada 10 dan 12 April dia juga menjual saham SRTG masing-masing sebanyak 7 juta dan 5 juta lembar saham.

Dari 3 aksi penjualan saham SRTG itu dilakukan di harga Rp 3.775 per lembar saham. Jika dihitung maka total dana yang didapat Sandi sebanyak Rp 71,7 miliar.

Jika ditotal, nilai transaksi dari aksi penjualan saham SRTG yang dilakukan Sandi sudah mencapai Rp 671,17 miliar.

Sandiaga pada Desember 2018 pernah mengatakan, penjualan saham SRTG untuk membiayai kampanye pemilihan presiden (Pilpres). Sandiaga mengakui, hal itu dilakukan karena belum ada donasi yang cukup untuk membiayai kampanye.

"Seperti saya sudah ungkapkan. Bahwa saya dengan Pak Prabowo untuk memastikan giat kampanye tetap bergulir. Karena sampai kini belum ada donasi, dan saya sampaikan siap untuk terus all out. Makanya, saya jual kembali saham, untuk membiayai progres kampanye ini," terang Sandiaga (5/12/2018) lalu.

Hide Ads