Hal itu tercermin dari saham perusahaan ganja yang melaporkan penjualan yang naik tajam sejak Kanada melegalkan tanaman ini Oktober lalu. Ditambah, negara-negara bagian Amerika Serikat sepakat untuk menerima penggunaan mariyuana untuk kebutuhan rekreasi dan pengobatan.
Dilansir CNN, Senin (22/4/2019), ganja juga jadi tersohor berkat investasi besar dan kerja sama yang dilakukan antara penjual dan perusahaan konsumen blue chip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik merek rokok Marlboro, Altria menyuntik modal US$ 1,8 miliar pada produsen ganja, Cronos Group. Ada juga perusahaan Tilray yang tengah membuat minuman infused water dari bahan ganja dengan pemilik merek bis Budweiser AB InBev. Fenomena tersebut menjadikan bisnis ganja tak lagi sebuah lelucon.
Saham-saham perusahaan ganja melonjak tahun ini. Cronos sudah naik 60%, sementara Canopy bertambah 70%. Meski begitu, fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini bersifat spekulatif, sementara saja seperti fenomena tulips dan perusahaan dotcom.
"Bisnis ini masih dalam masa pertumbuhan. Ini seperti berinvestasi dalam alkohol pasca-Larangan. Akan ada banyak pertumbuhan," kata Dan Ahrens, chief operating officer dengan perusahaan investasi AdvisorShares.
Menurutnya, investor harus sabar dan hati-hati. Tapi dia yakin itu akan terbayar.
"Ada perusahaan baru, lama dan yang akan datang. Akan ada volatilitas jadi Anda harus selektif," tuturnya.
(zlf/ang)