Masa kecil Elon Musk tidak terlalu manis. Ia harus menerima kenyataan atas perceraian Ayah dan Ibunya, Maye dan Errol ketika ia baru berusia 10 tahun. Maye adalah seorang model dan ahli gizi asal Kanada. Sedangkan, ayahnya Errol adalah seorang insinyur asal Afrika Selatan.
Elon Musk di masa kecilnya dinilai sebagai anak yang pendiam. Berbeda dengan kedua saudaranya Kimbal Musk dan Tosca Musk yang ramah. Bahkan Maye sempat mengira bahwa Elon tuli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia juga merupakan korban bully di sekolahnya. Ia mengalami hal-hal buruk termasuk kekerasan fisik yang ia jalani cukup lama. Di masa kecilnya, Elon bersekolah di English-speaking Waterkloof House Preparatory School dan Pretoria Boys High School.
Elon menghibur dirinya dengan tenggelam di dunia teknologi. Commodore VIC-20M adalah komputer pertama yang ia miliki ketika berusia 10 tahun. Lalu, di usia 12 tahun, ia menciptakan game pertamanya yang bernama Blastar. Kemudian ia menjualnya dengan harga US$ 500 kepada sebuah majalah bernama majalah bernama PC and Office Technology.
Beranjak dewasa, Elon pindah ke Kanada menyusul Maye untuk menghindari kewajiban militer di Afrika Selatan. Ia melanjutkan pendidikannya di Queen's University, di Kingston, Ontario. Di sana lah ia bertemu Justine Wilson. Elon dan Justine menikah dan memiliki lima orang anak laki-laki. Mereka memiliki dua pasang anak kembar, yaitu kembar dua (twins) dan kembar tiga (triplets). Namun, di tahun 2008 mereka bercerai.
Setelah dua tahun menjalani pendidikan di Queen's University, Elon melanjutkan pendidikannya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Ia lulus dengan dua gelar, Bachelor of Science in Physics, dan Bachelor of Arts in Economics dari Wharton School. Dua gelar ini lah yang menjadi landasan di kesuksesannya saat ini.
Ketika Elon berusia 24 tahun, ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di Stanford University. Namun, dua hari kemudian ia memilih untuk berhenti dan mendirikan perusahaan pertamanya bersama Kimbel Musk, yaitu Zip2. Elon dan Kimbel merintis Zip2 dengan modal dari ayahnya sebesar US$ 28.000.
Zip2 sendiri adalah perusahaan yang mengembangkan panduan kota (city guide) dalam bentuk web software untuk surat kabar. Zip2 kemudian mendapat kontrak kerja sama dengan The New York Times dan Chicago Tribune. Akan tetapi, pada 1999 Zip2 dibeli oleh Compaq seharga US$ 307 juta. Elon memperoleh 7% dari penjualan tersebut atau sebesar US$ 22 juta.
Kesuksesan Elon dilanjutkan dengan kegigihannya dibalik PayPal, SpaceX, Tesla Motors, SolarCity, dan sebagainya. Elon dikenal sebagai orang yang gila kerja (workaholic). Kabarnya ia bekerja selama 80 jam setiap minggu (11 jam per hari). Namun, ia juga dikenal sebagai sosok bos yang baik dan mitra kerja yang dapat diandalkan. Elon Musk kini diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$ 20,6 miliar. (ara/ara)