Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan inflasi ini disebabkan oleh sejumlah bahan makanan seperti bawang putih, bawang merah dan harga cabai.
"Ada sedikit kenaikan karena itu ada inflasi, tapi kita mencatat beras terjadi deflasi," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhir tahun ini saja inflasinya diprediksi lebih rendah dibanding tahun lalu. "Bahkan bisa mengarah ke 3,1% tentu saja ini memberikan faktor positif untuk ekonomi kita, daya beli masyarakat,"imbuh dia.
Perry mengatakan penyaluran bantuan sosial merupakan dua faktor yang mendorong kenapa konsumsi rumah tangga di kuartal I tahun ini akan tetap tinggi.
BI optimis konsumsi rumah tangga kuartal II masih di atas 5%.
Pemerintah di tingkat pusat dan daerah serta Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan guna terus membawa inflasi dalam tren menurun dalam kisaran 3Β±1% pada 2020 dan 2021 sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif.
Tiga langkah strategis yang disepakati untuk menjaga inflasi 2019 tetap berada dalam kisaran sasarannya adalah menjaga inflasi dalam kisaran sasaran, terutama ditopang pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5%. Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021, kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat. (kil/zlf)