Keempat gubernur tersebut hadir dalam diskusi rencana pemindahan ibu kota negara yang dipimpin oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
"Kami menyampaikan garis besar mengenai isu pemindahan ibu kota yang sudah dibahas pada ratas minggu lalu," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (6/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengatakan rencana perpindahan ibu kota menjadi hal serius yang kini tengah dibahas oleh pemerintah. Isu kesenjangan antara wilayah Jawa dan luar Pulau Jawa yang sangat tinggi menjadi faktor dasar yang membuat perpindahan ibu kota perlu dikaji.
Bambang bilang keseriusan pemerintah mengenai perpindahan ibu kota tertuang dalam rencana panjang jangka menengah nasional 2020-2025 yang fokus dalam pengurangan kesenjangan wilayah. Hal ini terlihat dari PDRB Jawa yang mencakup 58% nasional, dan beban Jakarta sebagai kota yang begitu tinggi dibanding kota-kota besar lainnya di Indonesia.
"Di Indonesia sekarang perbedaan antara Jakarta dan kota lainnya sangat jauh. Jakarta sebagai kota terpadat pertama penduduknya 10 juta, sedangkan yang kedua Surabaya itu penduduknya hanya sekitar 3 jutaan. Bahkan 5 dari 10 kota terpadat itu ada di wilayah Jabodetabek. Jadi kesenjangan antara Jakarta dan di sekitarnya sangat tinggi," katanya.
Tonton juga video Seberapa Urgensinya Ibu Kota Dipindah?: