Mentan Blacklist 56 Importir Bawang Putih Nakal

Mentan Blacklist 56 Importir Bawang Putih Nakal

Tia Reisha - detikFinance
Senin, 06 Mei 2019 17:24 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan sanksi kepada importir bawang putih yang tidak berkomitmen menstabilkan harga. Sanksi berat tersebut yakni diblacklist sehingga tidak lagi bisa mengimpor bawang putih.

Menurut Amran, Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan Mabes Polri melakukan monitoring harga secara harian untuk menjaga harga pangan selama bulan suci Ramadhan. Hingga saat ini, Kementan sudah mem-blacklist sebanyak 56 importir bawang putih nakal yang terdiri dari 41 importir dan tahun lalu 15 importir.

Mereka di-blacklist karena tidak menaati aturan wajib tanam dan berproduksi 5% serta selalu mempermainkan harga. Mayoritas importir tersebut berdomisili di Jakarta, Surabaya, dan Medan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan demikian, harga bawang putih dan komoditas lainnya ke depan stabil. Petani dan pedagang sama-sama untung serta konsumen menikmati harga pangan yang murah," tutur Mentan dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2019).


Sebelumnya, Amran juga melakukan operasi pangan murah di Pasar Induk Kramat Jati. Selain bawang putih, Kementan juga menyediakan komoditas pangan lainnya seperti beras, minyak goreng, dan gula. Untuk harga cabai, daging ayam, dan telur ayam, Amran menyebutkan komoditas pangan ini justru mengalami deflasi di bulan Februari-Maret.

"Tahun ini kita jaga stabil. Kita harapkan harga menguntungkan di tingkat petani, peternak, dan di tingkat konsumen harga tetap stabil. Caranya, disparitas harganya kita perkecil karena rantai pasoknya terlalu panjang," jelasnya.

Buktinya, lanjut Amran, pasokan cabai besar pada Mei 2019 mencapai 113 ribu ton, sedangkan kebutuhan hanya 76 ribu ton sehingga masih surplus 37 ribu ton. Untuk cabai rawit pasokan 99 ribu ton, sedangkan kebutuhan 64 ribu ton sehingga surplus 35 ribu ton.

"Sedangkan pasokan bawang merah 132 ribu ton, sementara kebutuhan 112 ribu ton sehingga surplus 20 ribu ton," sebut Amran.

Usai operasi pasar murah, Amran melanjutkan meninjau harga pangan di pasar tradisional yakni Pasar Jaya Kramat Jati. Amran mengatakan dari hasil pengecekan ini terpantau harga pangan yang stabil, khususnya beras. Amran pun menjamin harga beras ke depan akan terus stabil karena stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 2 juta ton.

"Kemudian saat ini pun sedang panen raya. Nah yang kita jaga, kami sudah diskusi dengan Bulog yaitu harga di tingkat petani jangan sampai petani rugi," ujarnya.


Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menambahkan ketersediaan bawang putih nasional saat ini berangsur normal karena bawang putih impor sudah mulai masuk. Selain dari pasokan 115 ribu ton yang sudah masuk, Kementan juga sudah menerbitkan rekomendasi 19 Rekomendasi Izin Produk Hortikultura (RIPH) yang setara dengan 245 ribu ton bawang putih.

"Terdiri dari tahap pertama pada akhir Maret 2019 sebanyak 8 importir setara 120 ribu ton dan tahap dua sebanyak 11 importir setara 125 ribu ton. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan bawang putih, kami tidak segan-segan memberikan tindakan tegas kepada importir yang tidak melaksanakan kewajiban tanamnya sesuai ketentuan. Importir yang mempermainkan harga pun pasti ditindak keras," pungkasnya.

Mentan Blacklist 56 Importir Bawang Putih Nakal
(ega/hns)

Hide Ads