Dalam film tersebut, pengusaha tambang batu bara dikesankan negatif, yaitu merusak lingkungan, mencemari udara, bahkan sisa galian tambang yang tak ditutup ikut merenggut nyawa. Nama Luhut juga mejeng bersama perusahaan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) yang disebut-sebut miliknya.
"Sexy Killers, saya terus terang nggak ada urusan dengan Sexy Killers, saya di sini cuma ada satu perusahaan yang ikut yaitu Kutai Energi, itu saya memang punya 99%, tapi kalau Toba Bara Sejahtera itu public company," kata Luhut di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Rabu (8/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan telah lama menjual kepemilikan sahamnya di Toba Bara Sejahtera. Dulu memang dia memiliki mayoritas saham di sana.
"Dulu memang saya majority, tapi 3,5-4 tahun lalu saya jual, jadi saya nggak punya lagi saham di sana. Jadi kalau dibilang yang aneh-aneh nggak lah," sebutnya.
Terkait citra perusahaan di sektor tambang miliknya yang dikesankan buruk dalam Sexy Killers, Luhut juga menepis dengan tegas. Dia mengaku perusahaannya taat pada aturan yang berlaku.
"Kutai Energi pun saya baru dapat laporan terima penghargaan lagi mengenai lingkungan dan mengenai pembayaran pajak beberapa waktu yang lalu, dan CSR mereka pada pendidikan di daerah itu tadi saya baru lihat," tambahnya. (zlf/zlf)