Tiket Pesawat (Masih) Mahal, Pemudik Pindah ke Transportasi Lain?

Tiket Pesawat (Masih) Mahal, Pemudik Pindah ke Transportasi Lain?

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Minggu, 12 Mei 2019 09:00 WIB
Tiket Pesawat (Masih) Mahal, Pemudik Pindah ke Transportasi Lain?
Foto: U.S. Air Force via defensenews.com
Jakarta - Mahalnya harga tiket pesawat masih jadi polemik. Pemerintah pun akan memangkas tarif batas atas pesawat. Rencananya tarif batas atas tersebut bakal diturunkan 15%.

Pemangkasan tarif batas atas ini dimaksudkan agar harga tiket pesawat bisa terjangkau masyarakat. Khususnya saat musim mudik Lebaran nanti.

Tapi, meski pemerintah berencana untuk memangkas tarif batas atas tersebut, beberapa pihak masih menilai harga tiket pesawat nantinya masih belum terjangkau. Penurunan tarif atas 15% dinilai terlalu sedikit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila demikian, apakah masyarakat bakal tetap menggunakan jalur udara untuk mudik nanti? Simak berita lengkapnya.

Pemudik bakal Tetap Pakai Pesawat?

Foto: Ilustrasi pesawat (iStock)
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno menilai masyarakat bakal tetap menggunakan moda pesawat terbang untuk mudik Lebaran nanti. Apalagi, bagi mereka yang sudah terbiasa mudik pakai pesawat terbang.

"Biasanya, kalau orang sudah keenakan dan kebiasaan naik pesawat saat mudik, pasti males ganti (transportasi) lain. Kalau yang namanya mudik pasti tetap diusahakan," kata Mike kepada detikFinance.

Menurut Mike, mudik sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat yang merayakan Lebaran. Karenanya, kata Mike, biasanya orang akan mengorbankan berapapun biaya untuk bisa mudik.

"Kita perlu ketahui dulu yang namanya mudik itu sesuatu yang sifatnya seperti kebutuhan spiritual. Itu berbeda dengan liburan. Itu sesuatu yang kita, kita sangat membutuhkan itu (mudik). Mau pulang itu intinya," jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Mike, masyarakat yang biasanya mudik menggunakan pesawat terbang tidak akan serta-merta berganti ke moda transportasi lain untuk.

"Jadi saya kira, orang tidak akan sebegitu mudah berubah. Itu kalau untuk mudik ya, kalau kita bicara khusus mudik. Tapi kalau bicara lokal tourism, liburan, itu memang ada perubahan karena tiket pesawat mahal, dia pindah naik kereta," jelasnya.

Pemudik Sudah Terlanjur Nyaman Pakai Pesawat

Foto: Thinkstock
Mike Rini Sutikno mengatakan, masyarakat sudah terlanjur nyaman menggunakan pesawat untuk mudik Lebaran karena lebih cepat dibanding moda transportasi lainnnya. Karenanya, kata Mike, masyarakat tak akan dengan mudah pindah moda transportasi lain untuk mudik Lebaran.

"Kalau ini kita ganti, dari naik pesawat jadi naik kereta, ya kita pasti berkorban waktu. Sementara liburan lebaran itu tidak tambah panjang seenaknya, kan begitu," kata Mike.

"Misalnya dengan pesawat 1 jam, dengan kereta 8 jam. Waduh itu pasti mikir 10 kali dulu. Karena sudah biasa enak pakai pesawat," sambung Mike.

Mike menambahkan, dari sisi perencana keuangan, seharusnya kegiatan mudik disesuaikan dengan dana yang dimiliki. Namun, biasanya hal itu tak berlaku untuk mudik Lebaran.

Sebab, kata Mike, orang-orang bahkan akan melakukan apapun untuk bisa mudik Lebaran meski tak memiliki biaya yang cukup.

"Value-nya itu mudik bukan karena tiket pesawat murah. Berbeda dengan orang biasanya liburan, lokal tourism, dia mau jalan-jalan karena ada momen tiket pesawat murah. Jadi bukan karena dia emang mau ke Yogyakarta, ke Bali, tapi karena memang tiket pesawatnya murah," jelasnya.

"Nah kalau mudik ini berbeda cerita ya. Mudik ini seperti sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Bagian dari ibadah bahkan. Levelnya sudah berbeda. Bagian dari Hari Raya," tutur Mike.

Mudik Harus Sesuai Kemampuan

Foto: Ilustrasi pesawat (iStock)
Mike Rini menjelaskan, sejatinya masyarakat harus tau kemampuan finansial saat mudik Lebaran. Terutama ketika harga tiket pesawat sedang mahal.

"Dari sisi perencana keuangan, bermudiklah sesuai dengan kemampuan anda," kata Mike.

Menurut Mike, di tengah tingginya harga tiket pesawat ini, masyarakat tak perlu memaksakan untuk mudik menggunakan pesawat terbang bila finansial tak mencukupi.

Apalagi, jika memaksa membeli tiket pesawat terbang dengan menghabiskan seluruh Tunjangan Hari Raya (THR) yang dimiliki.

"Kalau kamu nggak sanggup naik pesawat, ya jangan habiskan 100% THR-mu. Perlu ada yang disimpan. Namanya kebutuhan Hari Raya bisa jadi lebih besar dari yang kita kira," ujarnya.

Lebih lanjut Mike mengatakan, bila tetap memaksa ingin mudik, maka masyarakat bisa mencari moda transportasi yang lebih terjangkau selain pesawat terbang.

"Jadi kita bicara mengenai perilaku dan kebiasaan, culture," katanya.
Halaman 2 dari 4
(fdl/zlf)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads