"Sesuai hasil keputusan rapat tadi di Menko Kemaritiman adalah memutuskan posisi AP II di luar yang 3 itu (operator, developer, asset owner) kita sekaligus sebagai investor dengan rencana memegang 25% kepemilikan saham di Bandara Kertajati," jelas Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, Kamis (16/5/2019).
Artinya, AP II semakin merentangkan sayapnya di dalam berbisnis dengan Bandara Kertajati. AP II tak hanya sebagai operator, pemilik aset, dan developer Bandara Kertajati, tapi juga sebagai pemegang sahamnya.
Baca juga: Duh! Bandara Kertajati Sepi Amat |
Untuk mencapai kesepakatan akhir sebagai pemegang saham, AP II akan mempersiapkan surat perjanjian kerjasama dengan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang ditargetkan rampung sebelum lebaran 2019. Lalu, untuk penandatanganannya ditargetkan setelah lebaran 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, AP II sendiri sudah menanamkan modal sebesar Rp 330 miliar di BIJB. Hal tersebut merupakan kompensasi dari pemerintah untuk AP II karena sudah diizinkan menjadi operator bandara di atas aset milik pemerintah. Oleh karena itu, AP II harus mengembangkan BIJB dengan penanaman dana sebesar Rp 330 miliar tersebut.
Baca juga: Bandara Kertajati, di Antara Hidup dan Mati |
Pengembangan yang dilakukan AP II salah satunya adalah menambah panjang landasan pacu (runway) di BIJB sepanjang 500 meter ditambah kelengkapannya, seperti menambah luas runway dan overlay untuk paralel taxiway di BIJB.
"AP II adalah aset developer Kertajati. Karena kompensasi dari itu kita sudah menambah panjang runway 500 meter dan kita sudah mengeluarkan investasi. Kurang lebih Rp 330 Miliar untuk membangun tambahan panjang lintasan runway 500 meter dengan berbagai kelengkapannya termasuk juga menambah luas runway dan overlay untuk paralel taxiway tadi," kata Awaluddin. (ang/ang)